Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Nasional

KANUSABA GIAT ANJANGSANA PEWARNA ALAMI BATIK DAN TENUN BERSAMA PENAMPILAN YUYUN GEORGE DAN MAIA BONAFIELD

Avatar photo
1445
×

KANUSABA GIAT ANJANGSANA PEWARNA ALAMI BATIK DAN TENUN BERSAMA PENAMPILAN YUYUN GEORGE DAN MAIA BONAFIELD

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KANUSABA GIAT ANJANGSANA PEWARNA ALAMI BATIK DAN TENUN BERSAMA PENAMPILAN YUYUN GEORGE DAN MAIA BONAFIELD

 

Example 300x600

Jakarta, Metropolitanpost.id

 

 

KANUSABA(Komunitas Ibu-ibu Pecinta Kain Tenun Nusantara dan Batik), kembali adakan giat anjangsana dan kumpul arisan Kanusaba, Rabu, 23 Oktober ,2024, di Resto Rarampa Mahakam, Jakarta Selatan.

 

Menghadirkan Suroso , Pakar Pewarna Alami untuk Batik, Tenun dan juga menjabat sebagai Sekjen Perkumpulan Warna Alami, persembahan Saksofonis dan Arranger, Yuyun George dan penyanyi Jazz Pop Maia Bonifield, Acara ini bertujuan sebagai sarana edukasi bagi keanggotaan Kanusaba dan para tamu undangan untuk membahas seluk beluk pewarnaan alami pada kain Wastra batik dan tenun juga kolaborasi tour promo memperkenalkan Maia Bonifield sebagai pendatang baru di blantika musik jazz pop di Indonesia dan Mancanegara, Maia Bonafield telah melaunching album ciptaannya sendiri berjudul “Sweet Mendawai” dan “With You”sejak tanggal 3 Oktober 2024.

 

Ketua umum KANUSABA Erni Rohaini, saat ditemui Jaringan Media Nasional, menegaskan bahwa komunitas Kanusaba telah hadir sejak enam tahun yang lalu dan sempat tidak berkegiatan ketika Covid 19, sejumlah agenda yang sudah berjalan dan yang akan datang menjadi momen kampanye keberagaman budaya di Indonesia khususnya kain tenun ,batik, sejumlah kolaborasi promosi UMKM baik para pengrajin batik dan tenun, pengusaha, desainer, komunitas dan organisasi Kain Wastra, pemusik tradisional, pemusik modern, dan seniman juga menghadirkan para pakar di bidangnya adalah sebagai ruang edukasi terutama pentingnya menggunakan pewarna alam untuk kain batik dan tenun agar terhindar dari penyakit dan dampak resiko lingkungan Pewarnaan tekstil dan potensi bioremediasi organisme hidup.

 

 

Menurut Pakar pewarna alam Suroso , batik klasik terdiri dari batik motif Solo, Batik motif Kraton dan batik motif pesisiran, Suroso menjelaskan dengan memperlihatkan beberapa batik yang dibawanya dan satu paket jenis Pewarna alam terdiri dari potongan-potongan kayu dan tumbuhan, pada batik warna biru adalah hasil dari indigo vera, indigo ini didapat dari hasil dua jenis pewarna indigo yg menghasilkan warna biru yaitu Indigo feratingtoria dan strobilantas usia (di Indonesia ada empat jenis pewarna indigo), sedangkan batik yang berwarna coklat menggunakan pewarna soga yang didapat dari tiga jenis bahan pewarna kayu kayuan yaitu kayu jambal, kayu tingi dan kayu tegeran yang sudah sejak jaman dahulu digunakan di Jogja dan Solo, batik klasik Solo dan Jogja Pewarnaan didapat dari kayu yang sebagian di dapat dari pulau Jawa, ada juga kayu kuning yang akhir akhir ini didatangkan dari pulau Timor.

 

Batik berwarna merah adalah proses pewarnaan yang sangat sulit, yaitu dengan menggunakan akar pohon mengkudu, sebelum memasuki proses pewarnaan terlebih dahulu dengan proses pengetelan, di “cetel” artinya diminyakin dengan jenis dengan minyak kemiri, minyak nyamplong atau bisa menggunakan minyak kacang, setelah proses diminyak selanjutnya di diamkan untuk tiga atau empat hari, baru bisa di canting, setelah itu baru bisa diwarnai dengan akar mengkudu, proses warna alam pada batik berwarna merah ini sudah sangat jarang yang bisa melakukan, dan saat ini sudah tersedia beberapa bahan pewarna di pasaran tetapi bahannya masih harus diolah artinya tidak ada yang instan bisa membeli warna alami di pasaran, tetapi berupa kemasan yang berisi potongan potongan kayu atau kulit kayu tetapi tetap harus diolah dengan di rebus , ada juga indigo dijual dalam bentuk pasta dan tidak bisa langsung digunakan tetapi melalui proses yaitu direduksi, bisa dengan cara organik dengan menggunakan rebusan daun pisang, kulit nanas, asam jawa atau bisa juga menggunakan bahan pabrikan hidro sulfit jika mau cepat dan mudah , indigo adalah bahan untuk pembuatan pasta dan tentunya memerlukan kapur dan perlu disiapkan sebelum mewarna dengan larutan alkali.

 

Proses membatik menggunakan ungkapan ungkapan dalam bahasa Jawa “barbarke” jika kita meminta seseorang untuk membuatkan batik maka orang yang akan membuat batik yang dipesan menggunakan istilah barbarke , artinya batik untuk di barbar yang dalam kosa kata bahasa jawa artinya melahirkan, sama dengan melahirkan karya baru ( dalam hal ini karya batik), di dunia nyata sesungguhnya melahirkan adalah adalah proses yang beresiko tinggi yaitu pertaruhan nyawa , dalam membatik maka pertaruhannya adalah berisiko batik rusak atau mengalami masalah dalam proses membatik, diibaratkan seperti orang melahirkan sehingga proses pembuatan batik membutuhkan sarana yang memadai, membatik dengan warna warna yang lengkap agar batik dapat menghasilkan karya yang baik dan sempurna.

Membahas Tenun, Suroso memperlihatkan beberapa kain tenun , diantaranya; Tenun Sumba Timur,Tenun Ulos dari Sumatera Utara, Tenun dari Flores dari Maumere , Tenun dari Sika dan Tenun dari Dayak Iban, pada kain Tenun memiliki warna yang lebih timbul dari pada kain batik, karena proses pengerjaan tenun berbeda dengan proses membatik, karena tenun tidak melalui proses lorotan tetapi langsung di tenun dari benang, apa yang di celup pada pewarnaan benang hasilnya akan tetap, sedangkan pada proses pewarnaan batik melalui proses lorotan, karena batik setelah diproses, kemudian dicanting, diwarna, ada proses pelorotan direbus dengan air panas dengan alkali tinggi sehingga warnanya agak berubah.

Keprihatinan Suroso bahwa saat ini Indonesia sangat terbatas atau belum memiliki kapas yang memiliki kualitas bagus untuk sebagai bahan baku pembuatan kain tenun Gedhog , kapas Indonesia seratnya lebih pendek sehingga jika ditenun maka kualitasnya tidak bagus , begitu juga jika sedang di pintal, membuat kain dengan kapas yang import dan pewarna yang juga import, padahal untuk pewarna lokal kita sudah punya Indonesia yang paling berlimpah dan beragam yang memiliki basis ramah lingkungan ,bahan benang dan kapas masih import yang branded Indonesia di tenun menjadi kain , hanya kain mori katun Indonesia di produksi di Indonesia tetapi kapas import dan sebagian benang juga import.

Penampilan Maia Bonafield bersama saksofonis dan Arranger Yuyun Geroge menutup acara Kanusaba dengan melantunkan empat buah lagu yaitu; Mendawai yang diciptakannya sendiri, Prahara Cinta ( Imaniar dan Hedi Yunus) dan satu lagu Paul Anka “Love you Baby” disambut ibu ibu Kanusaba bernyanyi bersama, Maia Bonafield dalam perjalanan road show promo album turut berpartisipasi pada acara Hari Ulos Nasional, 16 Oktober, 2024 di Hotel Arion Suite Kemang , Jakarta Selatan, diselenggarakan oleh komunitas Jiwa Perempuan Indonesia, dengan Peragaan busana dan atribut ulos, dan keduanya berlanjut tampil pada 25 Oktober, 2024 di Toba Dream.
Kolaborasi adalah program bersinergi Kasunaba sekaligus memberikan ruang edukasi kerja kebudayaan bahkan dimeriahkan oleh penampilan Yuyun Geroge dan Maia Bonafield.

 

(Dyan Sevika)
DPP JARINGAN MEDIA NASIONAL

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *