Foto:Istimewa
METROPOLITAN POST – Ketua Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Republik Indonesia (GMPRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Rindawanto Evendi yang akrab disapa Rindhot menyayangkan tindakan Bupati Lombok Timur (Lotim) Haerul Warisin Mengusisr Guide yang sedang membawa tamunnya yang sedang berlibur di Pantai Ekas. Tindakan tersebut viral setelah di unggah oleh Tiktok @hwlotim1.“ Kami mengecam dan mengutuk keras arogansi Bupati Lotim yang bertindak seperti orang terminal, tidak mencerminkan norma kesopanan dan adat istiadat bangsa Sasak,” kata kata Rindhot melalui media, pada Rabu (18/6/2025).
Rindhot menjelaskan, ini tindakan yang tidak etis seorang Bupati dimana Jabatan Bupati merupakan jabatan terhormat di Daerah terutama dalam menjaga kenyamanan dan keamanan para wisatawan mancanegara yang hendak mengunjungi Daerah kita, dimana Sport Tourism kita bertujuan untuk Meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan kunjungan wisatawan, yang berdampak pada sektor perhotelan, transportasi, kuliner, dan usaha lokal lainnya, yang tentu Kepala Daerah memiliki peran besar menjaga terutama kenyamanan para wisatawan.
“Ini perlu kita minta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk memberikan pembekalan (retret) ulang kepada Bupati Lotim yang Offside dalam menjalankan tupoksinya,”tegasnya.
“Jikalau Bupati Lotim tidak meminta maaf secara terbuka ke masyarakat Lombok Tengah, maka kami meminta kepada masyarakat Lombok Tengah untuk memboikot Bupati Lombok Timur untuk melakukan perjalanan keluar daerah di Bandara Internasianal Lombok,” tegas lagi.
Saat berada di tengah laut, Bupati Lotim berjumpa dengan salah seorang boatman yang tengah memarkirkan perahunya. Perahu yang ditumpangi Bupati Lotim bersama tim kemudian mendekat.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Lotim mengusir pemandu wisata yang disebutkan berasal dari Lombok Tengah tersebut.
“Kamu dari Lombok Tengah ya, kenapa kamu parkir di sini? Mana tamumu? Bawa tamumu pulang sana. Bawa pulang, ndak boleh ke sini. Berangkat sana, jalan,” ungkap Haerul Warisin sebagaimana dikutip pada Rabu (18/6/2025).
Tak berhenti di situ, Politikus Partai Gerindra itu meminta pemandu wisata tersebut untuk memberitahukan perihal larangan tersebut kepada rekannya yang lain.
“Bilang sama teman-teman kamu sekarang ndak boleh ke sini. Ini kamu berhadapan dengan pemerintah (bupati), bukan kepala desa. Saya yang langsung turun ini,” ujarnya.(Bar)