[ Foto : Istimewa, (Dok.Google/Ist) ]
METROPOLITAN POST– menegaskan bahwa Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo telah membuktikan dirinya sebagai Kapolri terbaik di era reformasi. Bukan hanya karena ketegasannya menindak kejahatan, tetapi karena ia mampu mengubah wajah Polri menjadi institusi yang dekat dengan rakyat, berperan aktif dalam ketahanan pangan, dan tampil sebagai garda terdepan dalam pembangunan nasional.
Pidato Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam Hari Bhayangkara ke-78 hanyalah bukti formal dari pengakuan yang telah lama tumbuh di tengah masyarakat Indonesia.
*Kapolri dengan Prestasi Nyata, Bukan Sekadar Slogan.*
Sudah terlalu sering bangsa ini kecewa pada pemimpin yang hanya pintar membuat slogan, tapi gagal mewujudkan perubahan nyata. Namun Jenderal Listyo Sigit Prabowo membalik semua asumsi itu. Sejak awal menjabat, ia membawa semangat baru: membumikan Polri, memanusiakan hukum, dan mengembalikan marwah institusi yang sebelumnya dirundung krisis kepercayaan publik.
Slogan PRESISI yang diperkenalkannya, Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan, tidak berhenti sebagai konsep di atas kertas.
Di bawah kepemimpinannya, slogan itu menjelma menjadi langkah konkret yang bisa dilihat, dirasakan, dan diukur: dari pembentukan Polisi RW untuk menjangkau warga hingga pelosok, transformasi digital pelayanan publik, hingga penindakan tanpa pandang bulu terhadap anggota Polri yang menyimpang.
Namun yang lebih penting, Listyo Sigit mengangkat martabat Polri dengan mendekatkan aparat kepada penderitaan rakyat.
Ia membongkar persepsi bahwa polisi hanya bertugas menilang atau berjaga. Di tangannya, polisi turun tangan dalam program pangan, gizi, kemanusiaan, pendidikan, bahkan menjadi penggerak pembangunan.
Presiden Prabowo Subianto sendiri menyampaikan dalam pidatonya:
”Saya melihat Polri sekarang sungguh-sungguh turun ke rakyat. Saya melihat sekarang kepolisian mengambil inisiatif, mengambil peran terjun ke rakyat, bekerja di tengah rakyat, membantu meningkatkan produksi pangan bangsa kita. Untuk itu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.”
*Pernyataan itu bukan basa-basi.*
Itu adalah pengakuan dari seorang negarawan terhadap rekam jejak luar biasa seorang kepala lembaga negara yang telah bekerja melampaui ekspektasi publik.
*Berani Bertindak, Tegas terhadap Penyimpangan.*
Reformasi takkan berarti jika tidak diiringi dengan keberanian untuk mengambil risiko.
Jenderal Listyo Sigit telah menunjukkan bahwa ia tidak takut pada tekanan politik, tidak gentar menghadapi opini publik, dan tidak segan menindak anak buahnya sendiri ketika terbukti melanggar hukum atau etika.
Kasus Irjen Ferdy Sambo adalah salah satu bukti ketegasannya. Jenderal aktif ditangkap, dimutasi, diadili. Bukan hal mudah di institusi sekelas Polri. Tapi Kapolri tetap berdiri tegak di atas kebenaran.
Ia menunjukkan bahwa hukum adalah panglima, bukan jabatan, bukan bintang di pundak. Lebih dari itu, Jenderal Sigit menginisiasi pembentukan Desk Anti-Korupsi, menguatkan peran Polri dalam pencegahan kejahatan keuangan negara, dan menjalin sinergi nyata dengan KPK dan kejaksaan.
Di banyak daerah, Polda dan Polres di bawah arahannya berhasil membongkar praktik-praktik korupsi di lingkungan pemda, mafia tanah, dan proyek-proyek fiktif. Ia tidak hanya membersihkan luar, tapi juga membersihkan dalam. (Bar/Red)