JAKARTA, tniad.mil.id – Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield (SGS) 2025 kembali digelar sebagai ajang mempererat persahabatan dan kerja sama pertahanan antarbangsa, sekaligus membangun kekuatan kolektif untuk menjaga stabilitas kawasan serta perdamaian dunia.
Kegiatan yang memasuki penyelenggaraan ketiga kalinya ini berlangsung di beberapa lokasi, yakni Puslatpur Baturaja (ENCAP, SOF MFF, Airborne, Jungle FTX, CALFEX & LJS), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) untuk latihan perencanaan (Staffex), serta Satuan Siber TNI untuk latihan siber (Cyberex). Rangkaian ENCAP SGS digelar sejak 4 Agustus hingga 3 September 2025, sedangkan Latgabma SGS berlangsung pada 25 Agustus hingga 4 September 2025.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, S.E., M.M., dalam keterangannya pada Selasa (26/8/2025) di Madispenad, Jakarta, menyampaikan bahwa TNI Angkatan Darat mengerahkan total 655 prajurit. “Jumlah tersebut terdiri dari unsur penyelenggara sebanyak 145 personel, pendukung 162 personel, dan pelaku 348 personel yang berasal dari berbagai satuan TNI AD seperti Kostrad, Kopassus, Puspenerbad, Pussenif, Pussenarmed, hingga beberapa batalyon dan kodam terkait,” ungkapnya.
Selain personel, TNI AD juga menurunkan alutsista modern untuk mendukung latihan ini. “Di antaranya satu seksi Armed Roket yang terdiri dari dua unit peluncur roket MLRS Astros lengkap dengan lima kendaraan kesistemannya, serta tujuh unit helikopter yang terdiri dari dua unit Apache AH-64, tiga unit Bell 412, satu unit Fennec AS 550, dan satu unit Mi-17V5. Selain itu, digunakan pula berbagai senjata infanteri termasuk senapan serbu Caracal, pistol G2 Combat, senapan SO Minimi, serta mortir kaliber 60 mm dan 81 mm,” jelas Kadispenad.
Latihan ini memiliki sejumlah tujuan strategis, antara lain meningkatkan interoperabilitas dengan menyelaraskan doktrin dan prosedur operasi gabungan, mempererat hubungan militer Indonesia dengan negara sahabat melalui penguatan kerja sama pertahanan, serta meningkatkan profesionalisme prajurit melalui pengalaman latihan darat, laut, udara, dan siber. Selain itu, SGS juga menjadi sarana menguji taktik dan doktrin sekaligus membangun kesiapan menghadapi berbagai ancaman global dan regional, termasuk krisis kemanusiaan dan bencana alam.
“Super Garuda Shield bukan sekadar ajang latihan, tetapi juga ruang mempererat persahabatan dan membangun rasa saling percaya. Melalui interaksi langsung antar prajurit lintas negara, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong akan semakin tumbuh, sehingga terbentuk kekuatan kolektif yang berorientasi pada terciptanya perdamaian,” terang Kadispenad.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Wakil Panglima TNI dan direncanakan ditutup oleh Panglima TNI ini, menandai komitmen penuh Indonesia terhadap upaya kolektif menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik, sekaligus memperluas diplomasi pertahanan dengan negara-negara sahabat.
SGS 2025 menjadi bukti bahwa kekuatan militer tidak selalu identik dengan menciptakan konflik, tetapi justru dapat menjadi instrumen pencegahan dan penjaga perdamaian. Melalui latihan bersama ini, TNI AD bersama mitra internasionalnya menyalakan harapan bagi dunia yang lebih aman dan harmonis. *(Dispenad)*
Red. Yeni