Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITA

Napak Tilas Pahlawan di Momen Sumpah Pemuda, Desainer Migi Jahit Secara Manual Bendera Merah Putih

Avatar photo
40
×

Napak Tilas Pahlawan di Momen Sumpah Pemuda, Desainer Migi Jahit Secara Manual Bendera Merah Putih

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Foto: Istimewa

METROPOLITAN POST- Suasana peringatan hari Sumpah Pemuda menginspirasi desainer Migi Rihasalay untuk melakukan ‘Tapak Tilas’ pahlawan, khususnya menjahit lambang negara Bendera Merah Putih. Tak tanggung-tanggung, istri arsitek Andrew James ini secara khusus menjahit sendiri Bendera Pusaka yang kelak akan dikibarkannya pada momen istimewa.

Example 300x600

“Saya sengaja menjahitnya secara manual, agar perasaan saya semakin terkesan dengan era perjuangan para pahlawan, termasuk pencetusan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,” ujar Migi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/10). Alasan lain bahwa Migi memilih menjahit dengan tangan, bukan mesin, sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa.

Meski menjahit secara manual cukup melelahkan dan memakan banyak waktu, namun Migi ikhlas menjalankannya. Setiap tusukan benang baginya adalah simbol cinta dan rasa hormat terhadap Sang Merah Putih yang telah menjadi saksi perjalanan panjang Indonesia.

“Bendera ini saya jahit sendiri dengan tangan, seperti para pejuang dulu yang memperlakukan Sang Pusaka dengan penuh rasa hormat,” ujar Migi. Bendera itu, katanya, akan dikibarkan pada momen penting dalam hidupnya, bukan sekadar upacara seremonial, melainkan perwujudan cinta Tanah Air yang telah tertanam sejak masa remaja.

Sejak duduk di bangku SMP, Migi telah akrab dengan disiplin dan semangat kebangsaan lewat kegiatan ekstrakurikuler Paskibra. Kecintaannya pada dunia baris-berbaris berlanjut hingga SMA, hingga akhirnya ia berhasil lolos seleksi dan menjalani masa karantina untuk menjadi bagian dari Paskibra tingkat propinsi DKI Jakarta. Dari situlah langkahnya menuju dunia Paskibra semakin serius dan penuh tanggung jawab.

Sejak menjadi anggota Paskibra, Migi tidak hanya mendapat pengalaman berharga, tetapi juga kesempatan istimewa berupa beasiswa hingga lulus SMA. Ia dipercaya untuk menjadi pengibar bendera di instansi pemerintah yang dulu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) DKI Jakarta. Menurutnya itu sebuah kehormatan besar menjadi puncak dari pengabdiannya sebagai pelajar.
Dari pengalaman itu, Migi belajar bahwa menjadi bagian dari Paskibra bukan hanya soal kedisiplinan, tetapi juga tentang tanggung jawab, kerja sama, dan rasa cinta pada negeri. “Waktu itu, saya benar-benar merasa punya peran dalam menjaga makna Merah Putih. Mengibarkan bendera bukan hal kecil, karena di sana ada simbol perjuangan dan semangat persatuan,” tutupnya.(*)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *