Krisis internal di tubuh PB PII memasuki babak paling panas. Dugaan bahwa Oknum YN, salah satu pimpinan organisasi, telah mengoperasikan jaringan pengaturan proyek di berbagai kementerian, kini berubah menjadi konflik terbuka antara elite dan kader akar rumput.
Di kantor pusat PB PII, bisik-bisik sudah berubah menjadi amarah. Sejumlah pengurus menyebut Oknum YN sebagai “aktor gelap” yang menggunakan jabatan organisasi sebagai senjata untuk mengamankan proyek bernilai besar demi kelompok loyalisnya.
Pertarungan Dua Kubu: Reformis vs Loyalis YN
Situasi memanas setelah muncul dua kubu yang saling berhadapan:
1. Kubu Reformis
Mereka adalah para pengurus muda dan kader daerah yang menuntut transparansi. Mereka menuduh Oknum Y telah menjual nama PB PII ke kementerian, mengatur proposal, dan menjadi calo berkedok aktivis.
“Kami sudah muak. Organisasi bukan kedok bisnis,” tegas seorang pengurus wilayah.
2. Kubu Loyalis YN
Kelompok ini menjadi benteng pertahanan Y. Mereka cenderung membantah semua tuduhan dan berusaha meredam isu.
Namun di balik layar, mereka disebut-sebut menguasai aliran informasi, menekan kritik, dan menjaga akses YN ke beberapa pejabat kementerian.
Kedua kubu ini bahkan sempat baku argumentasi keras dalam rapat pleno terbatas. Pintu ruangan tertutup, tapi suara bentakan terdengar hingga lorong.
Bocoran Dokumen yang Memicu Ledakan
Puncak ketegangan terjadi ketika sebuah dokumen fiktif berisi daftar nama proyek kementerian yang diduga “didorong” melalui jaringan YN bocor ke publik internal PB PII.
Dokumen itu menyebut pola kerja sangat terstruktur:
YN membuka jalur ke pejabat tertentu,
Loyalis menyiapkan perusahaan rekanan,
Kader daerah dijadikan kurir mengantar proposal,
Nama PB PII digunakan sebagai legitimasi gerakan.
Setelah dokumen ini beredar, para pengurus wilayah langsung menuntut pembentukan tim investigasi independen. Kubu YN mencoba menghalangi, tetapi tekanan dari daerah terlalu besar.
Pertemuan Tengah Malam: Upaya Kudeta?
Situasi makin memanas ketika muncul kabar bahwa beberapa pengurus reformis mengadakan pertemuan tengah malam untuk menyusun langkah darurat.
Isu yang beredar: mereka ingin mengambil alih kendali organisasi, melepas Y dari jabatan, dan membuka seluruh dugaan permainan proyek ke publik.
Kubu YN segera bereaksi, menuding pertemuan itu sebagai “manuver politik brutal” yang ingin menggulingkan kepemimpinan.
Organisasi Terbelah
Kondisi PB PII kini mirip medan perang.
Sebagian pengurus menutup pintu rapat demi menghindari kebocoran informasi.
Grup WhatsApp internal berubah menjadi arena saling tuduh.
Kader daerah menuntut keputusan cepat, sementara pusat justru semakin bising oleh intrik.
Seorang kader senior menggambarkan kondisi ini sebagai “krisis terbesar sejak reformasi”.
“Selama puluhan tahun saya di organisasi, belum pernah melihat konflik sekeras ini. Jika benar ada pengaturan proyek kementerian oleh oknum internal, ini bukan sekadar skandal, tapi perusakan total terhadap integritas organisasi.”
Menunggu Letupan Final
Hingga narasi fiktif ini dirilis, PB PII masih berada di ambang ledakan besar.
Apakah Oknum YN akan jatuh?
Apakah kubu reformis akan mendorong sidang luar biasa?
Atau justru ada kompromi politik yang menyelamatkan YN?
Yang jelas, ribuan kader di seluruh Indonesia menunggu kejelasan. Mereka menuntut agar PB PII dibersihkan dari kepentingan gelap, dan siapa pun yang bermain proyek diturunkan tanpa ampun.
