Laporan Investigasi Khusus
Tim investigasi internal PII menemukan rangkaian informasi yang mengarah pada satu titik panas: ambisi Ketua OC Muktamar Nasional PII untuk melaju sebagai calon Ketua Umum PB PII. Namun, ambisi itu diduga kuat berbenturan dengan satu hal yang tidak bisa dinegosiasikan—persyaratan usia dalam AD/ART PII.
Sumber-sumber internal yang terlibat langsung dalam persiapan Muktamar menggambarkan situasi yang tidak biasa. Mereka menyebut adanya pola manuver yang dianggap janggal, terburu-buru, dan mengarah pada upaya mengesahkan sebuah muktamar tandingan yang tidak melalui jalur resmi PB PII.
“Dari awal sudah terasa ada aroma ambisi pribadi. Ketika syarat usia menjadi tembok besar, manuver mulai tidak wajar,” ungkap seorang panitia teknis yang meminta identitasnya dirahasiakan.
—
Dugaan Gerakan Senyap: Dari Persiapan hingga Rencana Muktamar Bayangan
Hasil penelusuran menunjukkan beberapa indikasi awal:
1. Pertemuan-pertemuan kecil dilakukan di luar koordinasi PB PII dan Panitia OC Lainya
2. Komunikasi antar ketua OC berlangsung tanpa pelaporan resmi kepada struktur pusat.
3. Ada desakan agar Muktamar “tetap jalan” meskipun Ketua OC sebelumnya memberikan rekomendasi penundaan muktamar karna ketidaksiapan panitia.
Sumber lain dari salah satu PW PII menyebut perubahan sikap Ketua OC terjadi setelah menyadari bahwa faktor usia tak memberinya ruang untuk mencalonkan diri.
“Begitu tahu tidak bisa maju karena usia, aktivitasnya berubah. Tiba-tiba ada dorongan agar Muktamar dilaksanakan dengan versi mereka sendiri,” ujar sumber tersebut.
Menurutnya, gerakan itu dilakukan senyap namun sistematis, mencoba membangun narasi bahwa Muktamar harus tetap terlaksana—meski tidak melalui jalur konstitusional.
—
Ketegangan Internal Meningkat
Dokumentasi percakapan internal yang ditunjukkan kepada tim investigasi menggambarkan ketegangan yang semakin memuncak.
Beberapa wilayah secara tegas menolak keterlibatan dalam muktamar versi Ketua OC, menyebutnya sebagai “agenda tanpa legitimasi”.
Sumber dari PW lain bahkan menyatakan,
> “Ini bukan soal perbedaan pendapat. Ini percobaan memecah belah organisasi. Kalau benar ada ambisi yang mendorong penyimpangan, itu sangat berbahaya.”
—
Sikap PB PII: Tidak Ada Ruang untuk Muktamar Liar
Pihak PB PII dalam keterangannya menegaskan bahwa:
Muktamar Nasional hanya sah bila diputuskan PB PII,
Pelaksanaan harus mengikuti AD/ART,
Syarat usia bagi calon Ketum merupakan aturan yang tidak dapat dimanipulasi,
Setiap aktivitas yang mengatasnamakan Muktamar tanpa otoritas PB PII adalah tidak sah.
PB PII juga mengimbau seluruh wilayah agar tidak terjebak dalam kegiatan yang berpotensi menimbulkan dualisme dan merusak struktur nasional.
—
Kesimpulan Sementara Investigasi: Jejak Ambisi yang Mengaburkan Akal Sehat Organisasi
Hingga laporan ini disusun, investigasi masih berlanjut. Namun pola yang muncul dari keterangan berbagai sumber mengarah pada satu gambaran:
ada dugaan kuat bahwa ambisi pribadi yang terhalang usia memicu upaya penyelenggaraan muktamar ilegal.
Meski belum ada bukti absolut, rangkaian peristiwa dan manuver yang terekam menimbulkan pertanyaan kritis:
Apakah muktamar versi OC adalah upaya mengakali aturan organisasi?
Benarkah ini dilakukan demi membuka jalan politik yang tertutup oleh persyaratan usia?
Ataukah ada agenda lain di balik layar?
Satu hal yang disepakati para kader:
PII tidak boleh menjadi korban ambisi sesaat.
Dan pertanyaan terbesar kini menggantung menanti jawaban…
Siapa sebenarnya dalang di balik dorongan muktamar ilegal ini?


















