#Oleh: Gus Din
METROPOLITAN POST— Pasca Pemilihan Presiden 2024, posisi politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tetap kokoh dan memiliki pengaruh yang luas. Kekuatan ini tidak hanya mengakar di partai politik, tetapi juga di organisasi relawan serta jaringan tokoh nasional yang solid.
Basis Kekuatan Politik Jokowi – Gibran
Partai Golkar
Tokoh-tokoh penting seperti Bahlil Lahadalia, Airlangga Hartarto, Arief Rosyid, Anggawira, Pradana Putra, serta jaringan relawan binaan Bahlil menjadi kekuatan besar yang menopang.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Dipimpin Kaesang Pangarep, dengan dukungan Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Giring, Ade Armando, dan sejumlah tokoh PSI lain yang kini banyak berada di lingkaran pemerintahan.
Partai Amanat Nasional (PAN)
Dikendalikan oleh Zulkifli Hasan bersama Hatta Rajasa, Yandri Susanto, Viva Yoga Mauladi, Zita Anjani, hingga Putri Zulhas.
Relawan Jokowi (Pelopor)
Projo yang diketuai Budi Arie Setiadi, Solmet pimpinan Silfester Matutina, Bara JP, Pertiwi Indonesia, hingga lebih dari 150 relawan yang tergabung dalam jaringan “Tegak Lurus Jokowi”.
Relawan Jokowi for Prabowo-Gibran
Lisman Hasibuan (Relawan Indonesia Bersatu), Syafrudin Budiman (Aliansi Relawan Prabowo-Gibran/Barisan Pembaharuan), Ryano Panjaitan (Pandawa Lima), hingga Immanuel Ebenezer (Jokowi Mania/Prabowo Mania).
Relawan Gibran Rakabuming Raka
Di antaranya Pos Gibran (Benny Hutapea), Bolone Mase (Kuat Hermawan Santoso), Beta Gibran (Twedy Ginting), serta jaringan TKN Golf, TKN Fanta, dan kelompok relawan asal Solo.
Relawan Erick Thohir
Meliputi Forum Akhlak Indonesia (FAI), Erick Thohir Relawan (ETOR), Erick Thohir Mania (ETM), Loyalis Erick Thohir (Letho), dan berbagai simpul lain.
Tokoh Politik dan Nasional
Nama-nama besar seperti Luhut Binsar Panjaitan, Maruar Sirait, Pratikno, Moeldoko, Wiranto, Dudung Abdurrahman, Agum Gumelar, AM Hendropriyono, Khofifah Indar Parawansa, Soekarwo, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Yusril Ihza Mahendra, serta banyak figur nasional lainnya menjadi pilar penting dukungan Jokowi dan Gibran.
Koalisi Permanen atau Pecah Kongsi?
Dengan kekuatan yang begitu besar, pertanyaan penting muncul: akankah koalisi permanen Prabowo-Gibran bertahan hingga 2029?
Jika terjadi pembelahan, terutama pecah kongsi antara Prabowo dan Gibran, maka potensi kerugian terbesar justru akan dialami oleh Prabowo sebagai Presiden dan calon incumbent di Pilpres 2029.
Secara strategis, memang terbuka ruang bagi Presiden Prabowo melakukan evaluasi dan reshuffle kabinet, termasuk dari kalangan yang dianggap dekat dengan Jokowi. Namun secara taktis, meninggalkan atau mengabaikan relawan serta tokoh-tokoh politik pendukung Jokowi-Gibran akan menjadi kesalahan besar.
Menatap 2029
Tepat pada 20 Oktober 2025, pemerintahan Prabowo-Gibran genap berusia satu tahun. Waktu empat tahun menuju Pemilu 2029 terasa singkat. Agar Koalisi Indonesia Maju (KIM) benar-benar menjadi “Koalisi Permanen”, bukan sekadar “Koalisi Permen”, maka kekuatan politik Jokowi-Gibran harus tetap dipertahankan dan dirangkul.
Sejumlah tokoh, termasuk Yanes Yosua Frans (Ketua Umum Relawan We Love Jokowi), menilai perjalanan Prabowo menuju periode kedua tidak akan mulus tanpa dukungan kelompok Jokowi. Bahkan muncul istilah “Geng Solo” atau “Geng Projo” yang dinilai sebagai kunci politik 2029.
Pada akhirnya, keberhasilan mewujudkan Asta Cita Prabowo-Gibran, termasuk target pertumbuhan ekonomi 6–8 persen, akan menjadi faktor utama penentu keberlanjutan koalisi dan dukungan publik di Pilpres mendatang.(#)