METROPOLITAN POST— Sikap tenang dan bijak Ketua Umum LSM Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (PENJARA-1), Teuku Z Arifin, dalam menyikapi pembahasan Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) menuai gelombang apresiasi dan dukungan dari masyarakat luas, khususnya warga net.
Dalam pernyataan tertulisnya, Teuku Z Arifin mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak tergesa-gesa menilai secara negatif proses legislasi yang tengah berlangsung di Komisi III DPR RI. Ia menekankan pentingnya mengedepankan sikap objektif dan berpikir jernih dalam menyikapi dinamika pembahasan RUU tersebut.
“Janganlah kita menilai secara prematur dan menciptakan ketegangan yang tidak produktif. Mari kita tunggu hasil akhir pembahasan RUU KUHAP dan menilai berdasarkan output yang dihasilkan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (23/7).
Teuku Z Arifin menegaskan bahwa pengawasan publik memang penting dalam proses legislasi, namun tidak boleh berubah menjadi praduga yang mengaburkan semangat keadilan. Ia menilai, proses demokrasi harus diiringi oleh sikap waspada yang sehat, bukan ketakutan yang mengarah pada kesimpulan sepihak.
“Kita harus tetap mengawasi proses legislasi dengan kewaspadaan yang sehat, bukan dengan prasangka buruk. Transparansi dan partisipasi publik sangat penting, namun harus disertai ketenangan berpikir dan kejujuran dalam bersikap,” tambahnya.
Pernyataan tersebut mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan masyarakat, terutama di media sosial. Banyak warganet yang memuji pendekatan rasional dan konstruktif yang ditunjukkan oleh Teuku Z Arifin sebagai bentuk kedewasaan dalam berdemokrasi.
Sebagai penutup, Ketua Umum PENJARA-1 mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama menjaga suasana kebatinan yang kondusif dan menunggu hasil akhir pembahasan RUU KUHAP dengan kepala dingin.
“Mari kita mengambil langkah tegas dan positif dalam menyikapi proses pembahasan RUU KUHAP ini. Kritik boleh, tetapi jangan kehilangan sikap bijak,” tutupnya.
Sikap Teuku Z Arifin menjadi penyejuk di tengah arus opini publik yang kerap kali terpolarisasi. Dengan mengedepankan pikiran jernih dan semangat partisipatif, ia memberikan contoh bahwa mengawal demokrasi dapat dilakukan tanpa harus kehilangan etika berpikir dan berpendapat.
Laporan : Bar.S
Klik;
Apresiasi Luas dari Banyak Pihak untuk Ketua Umum PENJARA-1: “Mari Menunggu Hasil Akhir RUU KUHAP dengan Pikiran Jernih
