Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
About Us

BARTO SILITONGA: “Selamat Hari Bhayangkara ke-79, saatnya Polri Hadir di Hati Rakyat”

Avatar photo
27
×

BARTO SILITONGA: “Selamat Hari Bhayangkara ke-79, saatnya Polri Hadir di Hati Rakyat”

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh : Barto Silitonga pengamat Media, (Dok.Google/Istimewa)

METROPOLITAN POST, (01 Juli 2025) — Usia ke-79 tahun adalah momentum penting bagi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk merefleksikan jati diri dan perannya dalam kehidupan berbangsa. Sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat, Polri dituntut tidak hanya profesional dan tegas, tetapi juga semakin humanis, membumi, dan dekat dengan rakyat.

Example 300x600

Di era demokrasi modern, polisi bukanlah alat kekuasaan, melainkan representasi negara yang paling dekat dengan warga. Seperti dikemukakan oleh Bayley (1994) dalam Police for the Future, legitimasi kepolisian tidak bersumber dari senjata atau kekuatan, tetapi dari kepercayaan publik.

Makna “pengayom” saat ini bukanlah dominasi atas masyarakat, melainkan kemampuan untuk melindungi dengan empati dan keadilan.

Sebagai “pelindung,” polisi tidak bersikap intimidatif, tetapi menjamin rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan. Dan sebagai “pelayan,” Polri dituntut memberi rasa aman dan kenyamanan, lebih dari sekadar menjalankan tugas administratif.

Pendekatan community policing menjadi sangat relevan. Skolnick dan Bayley (1988) menekankan pentingnya membangun relasi sosial yang harmonis antara polisi dan masyarakat agar tercipta ketertiban yang lahir dari partisipasi warga, bukan dari rasa takut.

Reformasi kelembagaan melalui program Presisi telah menjadi pijakan awal. Namun tantangan ke depan adalah menjaga konsistensi implementasi hingga ke level terbawah. Polisi harus hadir bukan hanya secara fisik di tengah masyarakat, tetapi juga hadir di dalam hati masyarakat.

Laporan UNODC (2011) memperkuat bahwa pendekatan berbasis hak asasi manusia justru meningkatkan efektivitas jangka panjang kepolisian. Polisi yang humanis bukan berarti lemah, melainkan tahu kapan bersikap tegas, dan kapan harus merangkul dengan kebijaksanaan.

“Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Mari kita dukung terwujudnya Polri yang profesional, modern, namun tetap membumi dan menjadi sahabat sejati rakyat Indonesia,” Amin.

RED//Bar.S 

disarikan dari berbagai sumber/Istimewa

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *