Bandung – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi, bersama Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama Pemasyarakatan (Tekforma), Maulidi Hilal, turun langsung ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Sukamiskin untuk memanen buah melon jenis Inthanon. Panen yang berlangsung pada Selasa (27/5) tersebut menghasilkan sekitar 800 kilogram buah melon hasil budidaya Warga Binaan.
Panen melon ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang mendukung Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam bidang ketahanan pangan. Dirjenpas Mashudi mengapresiasi pencapaian para Warga Binaan dan menyebutnya sebagai bukti nyata keberhasilan program pembinaan.
“Sebuah pencapaian luar biasa untuk saudara-saudara kita yang ada di dalam. Ini menjadi bukti nyata pembinaan yang mereka ikuti memberikan kontribusi positif sekaligus mendukung ketahanan pangan,” ujar Mashudi.
Yang menarik, budidaya melon ini dilakukan di Green House Lapas Sukamiskin selama dua bulan menggunakan teknologi Smart Farming berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan pengawasan dan pengendalian suhu, kelembaban, serta kadar nutrisi dilakukan secara otomatis.
“Saya sangat mengapresiasi pemanfaatan teknologi canggih dalam mendukung jalannya budidaya ini. Semoga inovasi serupa bisa diterapkan di Lapas dan Rutan seluruh Indonesia,” tambah Mashudi.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Ditjenpas) Jawa Barat, Kusnali, yang turut hadir, juga menyampaikan dukungan penuh terhadap program ini.
“Pembinaan bukan sekadar aktivitas menunggu masa bebas, tapi menjadi wujud nyata dalam membentuk pribadi yang lebih produktif. Apa yang dilakukan Lapas Sukamiskin menjadi contoh bahwa Warga Binaan juga bisa punya daya saing,” ujarnya.
Ratusan kilogram melon hasil panen akan dijual kepada masyarakat. Hasil penjualan tersebut akan disetorkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang mendukung kontribusi positif Lapas terhadap negara.
(ard)
