Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITA

Haidar Alwi: Maluku Adalah Mutiara Dunia, Saatnya Kekayaan Alam Menjadi Jalan Keadilan Bangsa

Avatar photo
63
×

Haidar Alwi: Maluku Adalah Mutiara Dunia, Saatnya Kekayaan Alam Menjadi Jalan Keadilan Bangsa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

Sabtu, 23 Agustus 2025 menjadi momentum berharga dalam perjalanan pers nasional ketika media Asammanis.news resmi diluncurkan di Wisma Maluku, Jl. Kebun Kacang, Thamrin, Jakarta Pusat. Acara yang mengusung tema “Energi untuk Negeri, Media Membangun Narasi: Menuju Indonesia Emas” ini dihadiri oleh Direktur Pembangkit PT PLN Persero, wartawan senior Kisman Latumakulita, serta berbagai tokoh masyarakat dari kawasan Timur Indonesia.

Example 300x600

Dalam forum yang penuh semangat itu, Ir. R. Haidar Alwi, Mt Pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, tampil memberikan kuliah umum kepada para wartawan dari Maluku dan kawasan timur Indonesia. Kehadirannya disambut hangat, sebab selama ini Haidar Alwi dikenal sebagai tokoh nasionalis yang konsisten menyuarakan keadilan bagi rakyat kecil dan memperjuangkan kedaulatan sumber daya alam bangsa.

*Air Mata Seorang Nasionalis.*

Momen paling menyentuh terjadi ketika Haidar Alwi tak kuasa menahan air matanya saat berbicara tentang Maluku, tanah yang ia cintai. “Ketika saya mendarat di Ambon, saya menangis. Maluku ini kota saya sendiri. Maluku adalah provinsi terkaya di dunia, tapi rakyatnya tidak menikmati apa-apa. Inilah kezaliman negara!” ujarnya penuh haru.

Haidar Alwi menjelaskan, Blok Masela di Maluku menyimpan cadangan migas yang nilainya bahkan melampaui gabungan migas seluruh Jazirah Arab. Selain itu, cadangan nikel, emas, dan tambang rakyat di kawasan timur Indonesia nilainya mencapai triliunan dolar. Namun sayangnya, kekayaan sebesar itu masih dikuasai asing, sementara rakyat di tanah kelahirannya belum merasakan keadilan yang sepadan.

Menurut Haidar Alwi , keprihatinan itu bukan sekadar keluhan, melainkan panggilan nurani. Ia menegaskan, Maluku seharusnya menjadi tonggak kebangkitan bangsa, bukan sekadar lumbung kekayaan yang terus-menerus dieksploitasi tanpa keberpihakan pada rakyat.

*Politik Pecah Belah dan Tantangan Keadilan.*

Dengan suara lantang, Haidar Alwi menyebut bahwa sejak lama Maluku dikelola dengan politik devide et impera. Rakyatnya dipecah belah agar tidak bersatu, supaya kekayaan alamnya mudah dirampok oleh kepentingan asing maupun elite tertentu. Ia menyebut ini sebagai bentuk penjajahan gaya baru yang merugikan martabat bangsa.

Namun, alih-alih hanya menuding, Haidar Alwi memberi pandangan strategis: rakyat Maluku harus bangkit dan bersatu. “Kalau rakyat Maluku bersatu, Qatar, Abu Dhabi, Brunei itu tidak ada apa-apanya dibanding Maluku. Maluku adalah mutiara dunia yang sengaja dimiskinkan,” katanya penuh keyakinan.

Haidar Alwi menambahkan, ia sudah berulang kali menyampaikan kegelisahannya kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo, hingga Presiden terpilih Prabowo Subianto melalui wakilnya Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, suara rakyat Maluku dan kawasan timur harus benar-benar diperhatikan, sebab membiarkan ketidakadilan hanya akan memperpanjang luka sejarah.

*Menghapus Stigma, Membangun Martabat.*

Haidar Alwi juga menyoroti stigma yang kerap dilekatkan kepada orang Maluku di Jawa. “Kalau disebut Ambon, konotasinya debt collector atau penyanyi. Padahal Maluku adalah lumbung peradaban dan energi dunia,” tegasnya.

Bagi Haidar Alwi stigma itu harus dihapus dengan narasi baru yang lebih bermartabat. Maluku harus dipandang bukan hanya sebagai daerah pinggiran, tetapi sebagai pusat energi, pusat kebudayaan, dan pusat kedaulatan bangsa. Ia mengajak media, terutama Asammanis.news, untuk mengambil peran strategis dalam mengubah citra dan menyuarakan potensi Maluku secara adil.

*Seruan Kebangkitan dan Jalan Nasionalisme.*

Di hadapan para wartawan dan tokoh timur, Haidar Alwi menyerukan kebangkitan rakyat Maluku. Haidar Alwi menekankan bahwa perjuangan ini bukan hanya untuk Maluku, tetapi juga untuk kejayaan Indonesia secara keseluruhan.

“Inilah waktunya Maluku bangkit, menuntut keadilan, dan merebut kembali hak rakyatnya. Kekayaan Maluku adalah milik rakyat, bukan milik asing atau segelintir elite di Jakarta!” tegas Haidar Alwi.

Namun, Haidar Alwi tidak berhenti pada seruan emosional. Ia menawarkan arah yang bijak dan konstruktif: tambang rakyat harus menjadi solusi. Menurutnya, dengan konsep tambang rakyat, pengelolaan sumber daya akan lebih adil, hasilnya bisa langsung dirasakan masyarakat sekitar, dan bangsa akan lebih berdaulat di mata dunia.

Haidar Alwi menutup kuliah umumnya dengan kalimat yang sarat makna nasionalisme: “Maluku adalah mutiara dunia. Jangan biarkan mutiara itu terkubur dan hanya memperkaya segelintir orang. Saatnya Maluku bangkit, demi keadilan, demi kedaulatan, dan demi Indonesia yang lebih bermartabat.” (Erha)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *