Jakarta – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggadakan Halal Bihalal & Silaturahmi Tokoh Bangsa dengan tema “Merawat Kebangsaan Melalui Peran Cendekiawan : Iman, Ilmu Dan Integritas Dalam Membangun Indonesia” di Gedung Kementerian Agama RI Jakarta pada hari Senin, 5 Mei 2025.
Diharidi oleh Nasarudin Umar (Menteri Agama), Riza Patria (Wamen Menteri Desa) dan hadir juga para tokoh bangsa dan cendekiawan ICMI seperti Jimly Asshiddiqie, Marwah Daud, jajaran Pengurus Pusat ICMI, serta pengurus Orwil dan Orda ICMI, penyanyi religi Haddad Alwi serta qori internasional Ustaz Syamsuri Firdaus.
Ketua Umum ICMI Prof Arif Satria menyampaikan dalam sambutan bahwa capaian ICMI dalam periode 2021-2026 cukup signifikan dan padat program, di mana hal ini bagian dari pengamalan konsep ulul albab dalam Al-Quran.
“Kita sudah menyelesaikan pembangunan dan renovasi Gedung ICMI Center, Pembangunan Masjid dan Pondok Pesantren ICMI, Pembenahan database anggota ICMI, Laziz ICMI, Pokja Beasiswa ICMI, Pembentukan Halal Center, Pembentukan Pokja Pangan dan Koperasi, Pembangunan dan Pembinaan Desa Cendekia ICMI, Pembentukan Badan Reaksi Cepat (Baret ICMI), Penerbitan Jurnal Ulumul Quran serta Dialektika ICMI,” jelasnya.
Cendekiawan Muslim juga ditantang untuk mengatasi dampak perkembangan AI dan perubahan iklim dunia yang sangat berpengaruh bagi kehidupan umat manusia.
Menteri Agama (Menag) Nasarudin Umar dalam sambutannya secara khusus meminta kepada Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) agar membantu Kementerian Agama (Kemenag) dalam mewujudkan trilogi kerukunan antarumat beragama di Indonesia, dengan segenap ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
“Trilogi kerukunan itu adalah antara sesama umat Islam maupun kepada pemeluk agama lain, juga antara manusia dan alam semesta dan hubungannya kepada Tuhan, itu haruslah selaras agar terwujud kerukunan, dan saya yakin anggota ICMI mampu melakukannya.
Kita bersyukur, menjadi Muslim di Indonesia meski tidak ada seorang pun Nabi dibangkitkan di Indonesia namun pengamalan Islam cukup baik dan mayoritas penduduknya beragama Islam yang dibimbing cukup dengan ustadz dan ulama,” jelasnya.
Rasa syukur itu juga didasari karena Indonesia mampu menghindari suasana sebagai pusat konflik, meski memiliki beragam budaya dan bahasa
“Karena itu, saya tekankan agar kita bersyukur menjadi Muslim di Indonesia,” tutupnya.