Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
About Us

Jika Tidak Ingin Terjerat Masalah PEWARIS Ingatkan Awak Media Agar Tidak Gegabah Turut Serta Menebar Fitnah

Avatar photo
30
×

Jika Tidak Ingin Terjerat Masalah PEWARIS Ingatkan Awak Media Agar Tidak Gegabah Turut Serta Menebar Fitnah

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Teks Foto: Jalih Pitoeng (pertama dari kanan).

METROPOLITAN POST – Terkait pemberitaan miring dan isyu tidak sedap bahkan fitnah keji melalui media online www.indoposs.com dan beberapa media lainnya terhadap aktivis pegiat anti korupsi dari tanah Betawi, akhirnya ketua dewan pembina PEWARIS (Persatuan Wartawan Islam) Jalih Pitoeng angkat bicara secara tegas dalam menanggapi tuduhan keji yang beredar di ruang publik tersebut.

Example 300x600

Tudingan bahwa dirinya menerima uang “sekantong kresek” oleh saudara Muhidin Muchtar alias MM dari mantan pejabat Dinas Kebudayaan Pemprov DKI yang saat ini sudah ditangkap, disebutnya sebagai pembentukan opini liar tanpa dasar, data, fakta, dan telah memenuhi unsur pencemaran nama baik yang diatur dalam UU ITE serta UU Pers No. 40 Tahun 1999.

“Itu bukan berita. Tapi itu adalah fitnah keji yang dibungkus opini busuk, yang sengaja diarahkan untuk menjatuhkan nama baik saya yang sedang berjuang memberantas korupsi,” katanya.

“Entah apa motivasinya,” tanya Jalih Pitoeng.

“Jika mau membela koruptor, silahkan saja, itu hak mereka dalam menentukan sikap dan berada diposisi mana dalam hal pemberantasan korupsi di negeri ini,” kata Jalih Pitoeng.

“Tapi jangan melakukan pembusukan pada kita yang sedang berjuang dalam rangka membantu saudara-saudara kita para pegiat seni yang terzolimi,’ Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Kalau mau bicara soal investigasi dan pemberitaan, saya paham betul anatominya,” tegas Jalih Pitoeng.

Sebagai aktivis, pengusaha, dan juga sekaligus pemilik sejumlah perusahaan media online, Jalih Pitoeng menegaskan bahwa ia sangat memahami prinsip kerja jurnalistik, kode etik pers, serta konsekuensi yuridis dari setiap narasi yang disebarkan ke ruang publik.

“Media juga jangan asal njeplak aja. Kita ini negara hukum, bukan negara opini. Kalau sampai berita bohong ini memicu kegaduhan di media sosial, maka dampaknya bisa berbahaya. Baik secara hukum maupun moral,” Jalih Pitoeng tegas mengingatkan.

*Tegas Tapi Masih Berjiwa Besar*

Meski menyatakan bahwa kasus ini sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Jalih Pitoeng masih membuka ruang penyelesaian damai, asalkan pihak indoposs.com bersedia mengakui kesalahan dan meminta maaf secara publikatif.

“Kalau mereka gentle, datang dan minta maaf, saya bisa terima. Tapi kalau ngotot, bersiaplah berhadapan dengan saya. Jangan salahkan saya kalau nanti ada konsekwensi hukum atas perbuatannya,” katanya menegaskan.

“Mohon maaf, saya orang yang sangat siap dalam berperkara,” imbuhnya tegas.

“Bahkan sejak masih SMP saja saya sudah terlatih dalam berperkara. Bahkan perkara tanah pula,” Jalih Pitoeng menandaskan.

Jalih Pitoeng juga heran sekaligus menyoroti bahwa tudingan ini muncul saat dirinya sedang getol menginvestigasi kasus dugaan korupsi APBD DKI Jakarta 2024. Khususnya dinas kebudayaan DKI Jakarta dan adanya dugaan anggaran ganda di dinas Parekraf.

Menurut Jalih Pitoeng, ini bukan kebetulan. Tapi saya menduga kuat ada master Mind yang berupaya mendegradasi perjuangan rakyat ini.

“Saya diam bukan berarti takut, lemah,” imbuhnya.

“Tapi saya sedang menginvestigasi siapa konspirator dan master mind nya dibalik upaya pembusukan ini,” ungkapnya geram.

“Jangan-jangan saya difitnah karena konsistensi saya dalam upaya membongkar skandal itu?” ucap Jalih dengan nada curiga.

“Atau bisa jadi mereka yang melempar tuduhan itu sendiri yang menerima dan berlindung dibalik fitnah yang dilontarkan,” tambahnya menduga.

“Karena mereka bercermin pada dirinya sendiri sebagai tukang olah dan tukang belah demi mendapatkan sesuatu dari sebuah peristiwa,” sindirnya.

Jalih Pitung juga menceritakan tentang bagaimana gigihnya dia melakukan investigasi dan mengumpulkan data dan dokumen serta rekaman percakapan sekaligus hasil wawancara dengan korban dan saksi.

“Saya punya lengkap datanya dalam bentuk apapun yang dibutuhkan. Namun selain sudah masuk penyidikan bahkan peradilan serta saya bukan Cemen kaleng, maka tidak etis jika saya buka diruang publik,” Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Jadi sangat sok tahu itu jika ada orang yang mengatakan bahwa saya cuma koar-koar doang di media,” sambungnya.

“Jangan mengomentari masalah tanpa menguasai anatomi masalahnya. Apalagi melempar fitnah” pungkas Jalih Pitoeng menegaskan.

Ketua Dewan Pembina PEWARIS (Persatuan Wartawan Islam) inipun mengingatkan kepada mereka yang menyebarkan narasi tanpa memahami duduk perkara.

“Kalau mau mengomentari masalah, kuasai dulu anatomi masalahnya. Jangan taunya cuma sedengkul, tapi komentarnya sebakul,” sindirnya pedas.

“Demikian pula halnya bagi para rekan-rekan media, agar tidak asal terima saja pers release atau artikel tanpa dipelajari secara teliti sebelum di publish,” pungkas Jalih Pitoeng. (Bar.ß)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *