[ Teks Foto : Totop Troitua, ST,.MH, Istimewa ]
METROPOLITAN POST (16 Juni 2025) – Sebuah langkah berani dan monumental kembali digagas oleh anak bangsa. Usulan penetapan Bahasa Batak sebagai Bahasa Internasional kini secara resmi akan diajukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) oleh Tim Inisiator yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dan diaspora Batak dari berbagai penjuru dunia.
Usulan ini mendapat dukungan penuh dari Ketua Umum DPP Penerus Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) Totop Troitua, ST., MH, yang melihat inisiatif ini sebagai bagian dari perjuangan kedaulatan budaya bangsa Indonesia dalam kancah global.
“Bahasa Batak bukan hanya alat komunikasi, tetapi adalah jiwa, identitas, dan martabat sebuah peradaban lokal yang telah mengakar kuat selama berabad-abad. Dukungan terhadap proposal ini adalah dukungan terhadap keberagaman dan kekayaan budaya dunia,” tegas Totop Troitua dalam pernyataan resminya, (16/6).
Sebagai salah satu bahasa suku tertua di Indonesia, Bahasa Batak memiliki sistem aksara sendiri (Aksara Batak), ragam dialek, serta sastra lisan yang mengandung nilai-nilai luhur seperti umpasa (pantun), umpama (peribahasa), dan puisi adat, serta penanggalan dan banyak beragam kekayaan lainnya.
Bahasa ini telah melampaui batas wilayah Sumatera Utara dan kini hidup di tengah diaspora Batak di Eropa, Amerika, Australia, dan berbagai belahan dunia, bahkan kawasan Kutub.
Proposal yang diajukan menyampaikan harapan agar Bahasa Batak, khususnya dialek Toba sebagai representasi utama, dapat diakui sebagai bahasa internasional oleh PBB dan UNESCO.
Tujuannya tidak hanya sebagai simbol kebanggaan etnis, tetapi juga sebagai upaya menghadirkan bahasa suku sebagai jembatan pemersatu antarbangsa dan simbol toleransi antarbudaya.
“Sebab belum ada satu pun bahasa yang berasal dari suku atau etnik tradisional yang ditetapkan secara resmi sebagai bahasa internasional, ” imbuhnya lagi.
Langkah strategis yang diusulkan meliputi: pengajuan resmi ke lembaga internasional, kampanye global melalui media digital, pengembangan kurikulum lintas budaya, serta kerja sama dengan lembaga pendidikan dan budaya internasional.
Penetapan ini diyakini akan memberikan banyak manfaat, mulai dari aspek global (toleransi dan pemahaman lintas budaya), kultural (penguatan identitas lokal), pendidikan (pengembangan kurikulum budaya), hingga diplomasi budaya internasional.
“Sudah waktunya dunia memberi ruang bagi bahasa-bahasa yang lahir dari akar tradisi, bukan hanya dari dominasi ekonomi dan politik,” ujar salah satu anggota Tim Inisiator.
Rakyat Indonesia, terutama masyarakat Batak di seluruh dunia, diajak untuk bersatu mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari gerakan pelestarian bahasa dan budaya dunia.
Bahasa Batak adalah suara peradaban. Kini saatnya, suara itu didengar oleh dunia. “Mari kita satukan hati, agar Bahasa Batak sebagai Bahasa internasional,” tandasnya menjelaskan. (Bar.S)