Jakarta, 3 Agustus 2025 – Face Of Indonesia dan IMC S/S Fashion Runway 2025 berkolaborasi dengan 20 Years High Resort 2025 Asia Model Festival dalam ajang Grand Finale mencari talenta bakat Model Berbakat Muda Indonesia di Hotel Kebayoran Park Jakarta pada hari Minggu, 3 Agustus 2025.
Deretan model muda Indonesia siap unjuk gigi di panggung Asia Model Festival 2025, ajang bergengsi yang mempertemukan talenta terbaik dari seluruh Asia. Setelah melalui proses seleksi ketat, para model muda Indonesia kini bersiap melangkah ke panggung internasional Asia Model Festival di Korea Selatan. Di balik keberhasilan ini, ada sosok Hidayatul Mu’arifin, atau akrab disapa Arif atau dijulukin Mr. A, yang berperan sebagai National Director Asia Model Festival Indonesia dan CEO Face Of Indonesia.
Kaski Atelier, brand fashion lokal yang didirikan oleh Latifa (akrab disapa Eva) sejak 2018, kembali menegaskan komitmennya dalam mempopulerkan batik Depok sebagai identitas budaya lewat karya-karya busana modern. Dalam gelaran fashion show terbaru, Kaski Atelier menghadirkan tujuh look yang memadukan kain tradisional dengan konsep modest wear yang kekinian.
“Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Depok juga punya batik. Hampir semua desain yang kami tampilkan tadi menggunakan Batik Depok, terutama motif khas kami yaitu Gong Si Bolong,” ujar Eva saat ditemui di acara tersebut.
Koleksi yang dipamerkan terdiri dari gaun-gaun berbahan organdi, cotton wool, brokat prada, hingga outer berbahan wool yang dipadukan dengan Batik Depok. Tidak hanya itu, Kaski Atelier juga menampilkan satu look istimewa bertema sustainable fashion, dengan memanfaatkan hijab bekas yang diolah menjadi gamis modern bernuansa coklat dan ungu.
“Setiap acara fashion show, kami selalu ingin mengangkat Batik Depok agar dikenal luas, seperti orang mengenal batik Cirebon. Kalau orang lihat motif Gong Si Bolong, kami ingin mereka langsung teringat Depok,” lanjut Eva.
Meski baru pertama kali tampil di ajang ini, Kaskia Atelier sudah cukup aktif mengikuti berbagai peragaan busana, mulai dari IN2MF di JCC, Sawangan Park, Pesona Square, hingga Margo City. Eva juga menyebutkan rencananya untuk mengadakan fashion show spesial di Hari Ibu Desember mendatang, berkolaborasi dengan komunitas Fashion Story Community yang ia gagas.
Produk-produk Kaski Atelier dipasarkan secara offline di Cianjur dan juga melalui platform online seperti Shopee dan Tokopedia. “Kami memang masih home-based bersama sahabat, namun fokus kami adalah terus mendorong Batik Depok agar dikenal dan digunakan lebih luas,” jelas Eva.
Untuk koleksi, Kaski Atelier mengembangkan berbagai model mulai dari semi-jaket crop top berbahan perca Batik Depok, outer, gamis hijab, hingga ready-to-wear dan modest wear yang menyasar pasar usia 18 hingga 50 tahun. Kreasinya pun didesain fleksibel, bisa digunakan baik oleh perempuan maupun laki-laki.
Mengenai tantangan, Eva mengakui bahwa salah satu hambatan adalah keterbatasan akses pasar dan dukungan promosi, namun ia aktif mengikuti berbagai program binaan pemerintah seperti BRI, Kemenparekraf, dan Bank Indonesia guna memperkuat jaringan dan kapasitas produksi.
“Harapan kami, Batik Depok bisa menjadi ikon yang dikenal masyarakat luas. Kami juga ingin mendorong kolaborasi yang lebih banyak antara UMKM, komunitas, dan berbagai pihak agar produk lokal semakin maju dan berdaya saing,” pungkas Eva.