Laba Bruto Andira Agro Mengalami Penurunan Sangat Signifikan Dari Positif Rp 223,76 Juta Di Tahun 2023 Menjadi negatif Sebesar Rp11,96 Milyar Di tahun 2024.
Jakarta, Metropolitanpost.id
Target perekonomian Indonesia pada tahun 2024 sebesar 5,03 % mencatat lebih rendah 1,7% dari target pemerintah sebesar 5,2% dan melambat dibandingkan tahun 2023 yang mencatat sebesar 5,05%. Di Tengah tekanan badai ekonomi global, ketegangan geopolitik, fluktuasi harga energi dan inflasi yang tinggi, Indonesia masih mampu bertahan.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan China dalam perang dagang beberapa tahun terakhir serta konflik geopolitik global antara Israel dan Palestina menyebabkan harga Crude Palm Oil (CPO) mengalami volatilitas tinggi pada tahun 2024, dipengaruhi oleh dinamika pasar global dan kebijakan negara pengimpor utama. Fluktuasi harga ini mempengaruhi pendapatan serta stabilitas industri secara keseluruhan. Ditambah dengan permasalahan fasilitas kredit yang Perseroan alami saat ini.
Perseroan mengalami kesulitan untuk menambah tenaga kerja panen dan perawatan mengingat terbatasnya arus kas yang dihasilkan dari usaha Perseroan. Selain itu, Perseroan juga masih mengalami berbagai macam masalah di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) karena kondisi mesin-mesin PKS yang perlu mendapatkan peremajaan, sehingga hasil output PKS tidak berjalan dengan optimal sesuai dengan kapasitas olah Tandan Buah Segar sebesar 30mt per jam.
Mengingat kinerja Perseroan yang belum menunjukkan perubahan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya, serta adanya beberapa ratio keuangan yang gagal dipenuhi oleh Perseroan sesuai dengan ketentuan fasilitas kredit perbankan, yang menyebabkan kemungkinan dari pihak Perbankan akan meminta Perseroan untuk melakukan pelunasan secara menyeluruh atas hutang dari fasilitas kredit yang ada.
Perseroan mencatat penjualan bersih di tahun 2024 menurun dibandingkan tahun 2023. Penjualan bersih mengalami penurunan sebesar 10,55% yaitu dari Rp 219,94 miliar di tahun 2023, menjadi Rp 196,74 miliar di tahun 2024.
Laba Bruto Perseroan mengalami penurunan sangat signifikan dari positif Rp 223,76 juta di tahun 2023 menjadi negatif sebesar Rp11,96 milyar di tahun 2024.
Akan tetapi Perseroan berhasil menekan rugi tahun berjalan sebesar 58,96% dari rugi Rp 55,95 milyar di tahun 2023 menjadi rugi Rp 22,96 milyar di tahun 2024, yang merupakan hasil usaha Perseroan dalam mengelola biaya usaha yang lebih efisien.