Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
About Us

Menghidupkan Warisan Ulama, Gus Kikin Tegaskan Nilai-Nilai Moderasi dalam Tradisi Santri

Avatar photo
34
×

Menghidupkan Warisan Ulama, Gus Kikin Tegaskan Nilai-Nilai Moderasi dalam Tradisi Santri

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Tampak saat Diskusi di Perpusnas Jakarta

METROPOLITAN POST (10 Juli 2025) —
Peluncuran dan Bedah Buku “Kyai Faqih Maskumambang: Peradaban Santri dan Altar Kebangsaan” yang diselenggarakan di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, menjadi momen penting dalam menggali warisan pemikiran ulama Nusantara yang membentuk peradaban dan jati diri kebangsaan Indonesia.

Example 300x600

Salah satu penekanan bernas datang dari KH. Abdul Hakim Mahfudz, akrab disapa Gus Kikin Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang sekaligus Ketua PWNU Jawa Timur.

Dalam penjelasannya, Gus Kikin mengungkapkan bahwa semangat warisan Kyai Faqih Maskumambang tidak hanya hidup dalam kitab-kitab klasik atau tradisi pengajian, tetapi juga dalam dinamika masyarakat akar rumput.

Beliau mencontohkan pengajian Yasin As’ani di Jogon, yang menggambarkan bagaimana nilai-nilai keagamaan, harapan, dan perbedaan pandangan fiqih hidup berdampingan secara konstruktif di tengah masyarakat.

“Masya Allah, apa yang terjadi di Jogon, dimana berbagai unsur masyarakat seperti ibu-ibu, pokja, dan para pemuda turut serta dalam pengajian Yasin As’ani menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki harapan besar terhadap agama sebagai penopang peradaban,” ujarnya disela diskusi berlangsung, (10/7).

Bahkan dalam perbedaan pandangan, mereka tetap menyampaikan pendapat dengan penuh adab dan rasa saling menghargai,” tutur Gus Kikin.

Menurut Gus Kikin, semangat inilah yang juga pernah hidup dalam pribadi Kyai Faqih Maskumambang, ulama kelahiran Gresik tahun 1857, yang dikenal sebagai ahli tafsir, tauhid, dan fiqih, serta menjadi salah satu tokoh yang meletakkan dasar kelahiran Nahdlatul Ulama. Lewat pendidikan dan karya-karyanya, Kyai Faqih tidak hanya memperkuat identitas santri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang moderat.

Acara peluncuran ini juga menghadirkan sejumlah tokoh penting seperti:
•Fachry Ali, Cendekiawan Muslim
•KH. M. Idror Maimoen, Pengasuh PP Al-Anwar 1 Sarang
•Dr. KH. Adzfar Ammar, MA, Akademisi UIN SUKA
•Zaenal Muttaqin, MPP, Peneliti LP3ES
•Tia Isti’anah, M.A., Co-Founder Sebaya Berdaya

Diskusi yang dipandu dalam suasana ilmiah dan santai ini diinisiasi oleh LP3ES, sebagai bagian dari ikhtiar menggali warisan keilmuan pesantren dalam konteks Indonesia modern.

Buku ini menjadi refleksi penting bagi generasi muda dalam membumikan kembali pemikiran Islam Nusantara sebuah Islam yang santun, terbuka, dan berkebangsaan. (Red)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *