Trenggalek – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Gus Ipin mengaku kurang nyaman jika di berbagai kegiatan sering kali dengan setting background foto dirinya. Seharusnya justru memaksimalkan potensi alam yang ada dengan memadukan kreativitas karya lainnya.
“Bisa memanfaatkan keindahan di sekitar sungai. Atau Trenggalek yang banyak hutan pinus, tiba–tiba muncul barongan dari balik pohon pinus. Kira–kira seperti itu lah. Jangan selalu memakai foto saya,” ujar Bupati Arifin, mencontohkan bentuk kreativitas yang dimaksudnya.
Kritik atas konsep ini lantaran pertunjukan menjadi subsektor yang disepakati sebagai leader penggerak ekonomi kreatif di Trenggalek. Kesepakatan ini memalui proses panjang yang diawali dari surat bupati ke menparekraf untuk mengajukan Trenggalek menjadi kabupaten kreatif.
Dirasa memenuhi persyaratan, Kemenparekraf kemudian melakukan uji petik ke para pelaku ekonomi kreatif, antara lain subsektor kriya, kuliner, dan pertunjukan. Ada 13 titik yang dikunjungi tim Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).
Setelah uji petik, dilanjutkan diskusi bersama melibatkan perwakilan dari akademisi, pelaku usaha, pegiat komunitas, dinas yang membidangi, serta dari media.
Akhirnya, bertempat di Gedung Bhawarasa, Selasa (2/7), dilaksanakan penandatanganan berita acara hasil uji petik (BAHUP) oleh Bupati Arifin bersama Direktur Infrastruktur dan Ekonomi Kreatif Kementerian Ekonomi Kreatif (Parekraf) RI Oneng Setya Harini. Dengan begitu, Kabupaten Trenggalek siap ditetapkan sebagai kota/kabupaten kreatif ke–79 oleh Kemenparekraf RI.
“Semoga bisa menyemangati para stakeholder untuk kemudian bisa berbuat lebih konkret lagi. Lebih semangat lagi untuk menghidupkan seni pertunjukan di Trenggalek. Rasanya kita punya banyak talenta yang bagus, tapi event-nya masih sedikit, dengan cara yang biasa–biasa saja, penting mentas, ada event. Saya pengin punya event yang besar,” ucap Bupati Ipin.
Sementara itu, Oneng Setya Harini mengaku mengapresiasi upaya Pemkab Trenggalek untuk bisa mewujudkan Kota Kripik Tempe ini sebagai kabupaten kreatif. Ini menjadi satu dari dua kota yang berproses menuju kota/kabupaten kreatif di tahun 2024.
“Ini tidak semata–mata karena ada surat dari Pak Bupati yang masih muda, lalu kami merespons. Karena dari borang awal yang terkirim ke kami, setidaknya ada 220 stakeholder dan pelaku ekonomi kreatif yang mendukung. Ini lebih dari cukup sebagai modal menuju kabupaten kreatif,” ujar Oneng.
Harapannya dengan ditetapkan subsektor pertunjukan sebagai subsektor unggulan bisa menarik subsektor lainnya. Karena itulah, harus ada rencana aksi untuk bisa mengembangkan sektor seni pertunjukan.
“Saya harap seluruh pemangku kepentingan yang sudah menyatakan komitmen untuk terus bahu-membahu membangun dan mengembangkan subsesktor ekonomi kreatif di sektior pertunjukan, agar menjadi lokomotif penggerak perekonomian di Kabupaten Trenggalek,” tandas Oneng.
Sumber: Radar Trenggalek