METROPOLITAN POST– Pengamat politik, sosial, dan budaya yang juga Datuk Kepala Pasukuan, M. Rafik Datuk Rajo Kuaso, menyampaikan pandangannya mengenai arah pembangunan bangsa Indonesia. Dalam pernyataan tertulisnya, Rafik menegaskan bahwa kebesaran Indonesia tidak semata dibangun oleh dinamika politik modern atau struktur birokrasi formal, melainkan juga bertumpu pada warisan nilai-nilai adat serta kearifan lokal yang telah mengakar kuat sejak era kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Menurutnya, kekuatan bangsa terletak pada kemampuannya menjaga keseimbangan antara modernitas dan akar budaya. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan sistem politik atau hukum formal semata. Ada fondasi batiniah dalam masyarakat kita yang berasal dari adat dan kearifan lokal. Itulah yang membuat bangsa ini tidak mudah runtuh, meski diuji oleh berbagai dinamika zaman,” ujar Rafik.
Melalui unggahan di akun media sosial pribadinya @rafik_datuak_rajo_kuaso, Rafik menyentil nilai kehidupan yang sangat relevan dengan konteks sosial hari ini
“Semua orang pasti punya masa lalu, tetapi semua juga punya hak untuk menjadi lebih baik. Pengalaman hidup baik pahit, manis, asam, maupun garam adalah fondasi untuk berubah. Tidak ada manusia yang ingin terus hidup dalam masalah. Maka beri ruang untuk perubahan.”
Wejangan tersebut menggambarkan pendekatan humanis dalam memahami karakter dan masa depan bangsa. Bagi Rafik, perjalanan hidup individu juga mencerminkan perjalanan kolektif sebuah bangsa. “Perubahan itu hak setiap insan, sebagaimana bangsa ini pun terus bertransformasi. Yang penting, perubahan itu harus mengakar pada nilai bukan sekadar tren sesaat.”
Rafik mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak melupakan akar budayanya di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang semakin deras. Ia percaya, bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal jati dirinya, yang tidak mudah tercerabut dari tanah adat dan nilai leluhur.
“Indonesia yang kuat bukan hanya karena pembangunan fisik atau kekuatan ekonomi, tetapi karena jiwanya terjaga jiwa yang lahir dari kearifan lokal dan semangat gotong royong,” pungkas Rafik.(Red/Bar)