Foto: David Darmawan, (Google/Ist)
METROPOLITAN POST– Dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, David Darmawan, Direktur Eksekutif AI for Good Indonesia, menyampaikan analisis mendalam dan proposal solusi strategis terkait bencana ekologis yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi akar permasalahan melalui pemanfaatan teknologi canggih dan tata kelola yang transparan.
Analisis Krisis dan Kegagalan Sistemik
Darmawan menekankan bahwa bencana ekologis di Sumatra bukan sekadar musibah lokal, melainkan indikasi kegagalan sistemik dalam tata kelola lingkungan dan pemanfaatan teknologi. Investasi besar dalam digitalisasi belum menyentuh aspek krusial seperti transparansi, prediksi, dan penegakan hukum ekologis.
1. Paralisis Prediktif: Kehilangan hutan primer di Sumatra mencapai 230.000 hektar dalam setahun (Data Global Forest Watch, 2023). Teknologi seperti Digital Twin Earth dan komputasi kinerja tinggi (HPC) seharusnya mampu memprediksi dampak alih fungsi lahan dengan akurasi tinggi, namun belum dimanfaatkan secara optimal.
2. Kebutaan Blockchain: Sengketa lahan dan tumpang tindih izin menjadi sumber konflik utama. Sistem blockchain yang transparan dan teraudit publik dapat menyelesaikan masalah ini, namun sistem yang ada masih analog dan tertutup.
3. Sistem Finansial yang Tidak Berwawasan Lingkungan: Aliran dana global masih membiayai praktik-praktik yang merusak (Laporan Rainforest Action Network, 2022). Sektor perbankan belum mewajibkan Environmental Risk Scoring sebagai parameter kredit, menjadikan lembaga keuangan sebagai pihak yang tidak sengaja terlibat dalam kerusakan ekosistem.
Rencana Aksi 4 Pilar Teknologi untuk Ekosistem
Darmawan mengusulkan paket kebijakan dan program terintegrasi sebagai solusi jangka pendek dan panjang:
1. Pilar 1: Sentral Command Center – Digital Twin of Indonesia’s Forest (DTIF)
– Tujuan: Menciptakan replika digital real-time hutan Indonesia sebagai sumber kebenaran tunggal dalam pengambilan keputusan.
– Aksi: Mengintegrasikan data satelit LAPAN, sensor IoT, citra drone, dan data iklim BMKG ke dalam satu platform AI untuk memantau deforestasi dan memodelkan dampak pembukaan lahan.
2. Pilar 2: Legal Revolution – Blockchain-Based Land and Concession Registry
– Tujuan: Menghilangkan konflik lahan dan memastikan kepastian hukum.
– Aksi: Menerbitkan Peraturan Presiden yang mewajibkan pendaftaran semua konsesi pada platform blockchain nasional. Setiap hektar memiliki ID digital unik dengan catatan kepemilikan, izin, dan batasan yang jelas.
3. Pilar 3: Green Finance Mandate – Environmental Risk AI for Banking
– Tujuan: Mengalihkan aliran modal dari kegiatan merusak ke kegiatan restorasi dan ekonomi hijau.
– Aksi: Mengkoordinasikan dengan OJK dan Bank Indonesia untuk mewajibkan integrasi AI Environmental Risk Scoring yang terkoneksi dengan data DTIF. Skor risiko akan mempengaruhi suku bunga pinjaman, memberikan insentif bagi pembiayaan restorasi lingkungan.
4. Synthesis – Local Wisdom Data Lake
– Tujuan: Mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kebijakan modern.
– Aksi: Meluncurkan program partisipatif untuk memetakan dan mendigitalkan zona adat larangan ke dalam platform DTIF, memberikan status “Protected by Local Wisdom” dan insentif finansial melalui mekanisme carbon credit dan payment for ecosystem services.
Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
Darmawan menekankan pentingnya akuntabilitas berbasis data, performance dashboard publik, serta perlindungan bagi whistleblower dan jurnalisme warga yang melaporkan pelanggaran.
Posisi Indonesia di Pentas Dunia
Implementasi rencana ini akan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin global dalam teknologi untuk konservasi, menguasai pasar karbon, dan menarik investasi hijau yang bermartabat.
Kesimpulan dan Permohonan
David Darmawan menutup suratnya dengan menyatakan bahwa bencana di Sumatra adalah kesempatan terakhir untuk melakukan reset. Ia siap memimpin pelaksanaan Rencana Aksi 4 Pilar ini dengan dukungan para ahli teknologi, data, dan ekologi. Tujuan utamanya adalah membuat ekonomi Indonesia tumbuh seiring dengan pemulihan alam.
(Red)
Teknologi untuk Bumi: AI for Good Indonesia Tawarkan Solusi Cerdas Atasi Krisis Ekologis Sumatra
Indonesia Berpotensi Jadi Pemimpin Hijau Global dengan Rencana Aksi 4 Pilar Teknologi dari AI for Good
David Darmawan Ajak Presiden Prabowo Selamatkan Sumatra dengan Teknologi: Rilis Surat Terbuka yang Menggugah
Dari Krisis ke Peluang: AI for Good Indonesia Ungkap Strategi Transformasi Ekologis Sumatra dengan Inovasi Digital
Rencana Ambisius Selamatkan Sumatra: David Darmawan Usulkan Digital Twin Hutan Indonesia dan Revolusi Blockchain Lahan


















