Dukung Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Menjaga Kerukunan, WVI Gandeng Tokoh-Tokoh Agama
Jayapura, Metropolitanpost.id
Wahana Visi Indonesia (WVI), organisasi kemanusiaan Kristen yang fokus terhadap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, dan gender, bersama tokoh-tokoh agama di Papua menandatangani perjanjian kerja sama (Memorandum of Agreement) untuk memperkuat kolaborasi terkait upaya-upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menjaga kerukunan melalui program NOKEN Papua (Transformasi Komunitas untuk Kerukunan di Papua).
Kegiatan penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Operasional Wahana Visi Indonesia, Irene Marbun, tokoh agama dari Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Wilayah 4 dan perwakilan Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) Fransiskan Papua pada Selasa (26/04) di Hotel Horizon Kotaraja, Kota Jayapura, Papua. Sedangkan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua akan dilaksanakan hari ini di kantor Sinode GKI di Tanah Papua.
Irene menjelaskan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama ini sekaligus memulai pelibatan mitra lokal dalam program NOKEN Papua yang dijalankan WVI sejak bulan Februari lalu. Program ini bertujuan untuk mewujudkan transformasi hubungan dan peningkatan kapasitas dalam mengusahakan dan memelihara kerukunan di antara masyarakat.
“WVI menyadari Gereja memiliki peran penting dan pengalaman dalam mengelola konflik di antara masyarakat. Melalui partisipasi tokoh-tokoh agama dalam program NOKEN Papua, kami berharap konflik-konflik yang terjadi di masyarakat dapat diselesaikan tanpa kekerasan. Sehingga, anak-anak Papua dapat tumbuh di lingkungan yang kondusif untuk mencapai cita-citanya,” ungkap Irene.
Ketua Wilayah 4 GKII, Pdt. Tibet Yikwa mengatakan bahwa Gereja menyambut baik kerja sama dengan WVI tersebut. Menurutnya, Gereja siap mendukung upaya-upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengusahakan dan memelihara kerukunan melalui program NOKEN. “Pada hakekatnya, Gereja mendukung upaya-upaya penyelesaian konflik yang dilakukan secara damai. Oleh karena itu, penandatanganan perjanjian kerja sama ini diharapkan menjadi momentum dalam mewujudkan kerukunan antar masyarakat di Papua,” tutur Pdt. Tibet Yikwa.
Program Manager NOKEN Wahana Visi Indonesia, Debora M A. Napitupulu menjelaskan bahwa ke depannya, WVI dan lembaga-lembaga keagamaan yang terlibat dalam program NOKEN akan menggelar serangkaian pelatihan dan kegiatan kebersamaan antar kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program.
“Selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan para mitra lokal untuk mengembangkan modul serta menjalankan kegiatan peningkatan kapasitas. Kami juga menyiapkan aktivitas-aktivitas sosial untuk meningkatkan keeratan dan kebersamaan setiap kelompok masyarakat,” jelas Debora.
Program NOKEN direncanakan berlangsung selama 3 tahun mulai dari Februari 2022 hingga Januari 2025 dan dilaksanakan di wilayah Area Program WVI seperti di wilayah dampingan Area Program Biak Numfor, Area Program Sentani dan Area Program Pegunungan Tengah. NOKEN merupakan kepanjangan dari TraNsfOrmasi Komunitas untuk KErukunaN Papua. Nama NOKEN sendiri diambil dari nama tas khas Papua yang dirajut menggunakan serat kulit kayu. Tas ini biasa digunakan untuk membawa barang hasil kebun untuk diperdagangkan, menjadi simbol kehidupan yang baik, kerukunan dan kesuburan.
Program WVI yang menyasar kelompok pemuda (16-30 tahun), kelompok perempuan, dan tokoh-tokoh masyarakat ini akan dijalankan bersama para mitra lokal termasuk Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Wilayah 4, perwakilan Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) dan Sinode GKI Di Tanah Papua.
###
Tentang Wahana Visi Indonesia (WVI)
Wahana Visi Indonesia (WVI) adalah organisasi kemanusiaan Kristen yang fokus pada kesejahteraan anak tanpa membedakan suku, agama, ras, dan gender. WVI selalu berupaya membuat perubahan berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, dan mendedikasikan diri untuk bekerjasama dengan masyarakat paling rentan tanpa membedakan agama, ras, etnis dan gender. Sejak tahun 1998, Yayasan Wahana Visi Indonesia telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. Ratusan ribu anak di Indonesia telah merasakan manfaat program pendampingan WVI.
(Hotben)