Wujudkan Era Baru Industri Akuakultur, eFishery Bantu Pembudidaya Melalui Inovasi Al “Mas AhYa’
Jakarta, 14 Juni 2024 –
Industri akuakultur Indonesia memiiki potensi besar untuk menjadi sumber protein utama bagi dunia berdasarkan data dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik k Indonesia, potensi total nilai produksi akuakultur Indonesia mencapai 12 miliar dolar, dengan total kolam sebanyak 8,5 juta dan 2.5 juta pembudidaya ikan. Namun industri ini masih dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti akses yang terbatas terhadap benih berkualitas pakan, listrik dan model pembiayaan yang fleksibel Selain itu, para pembudidaya juga harus bergulat dengan penyakit, cuaca buruk, kualitas air yang buruk, dan harga yang tidak stabil.
eFishery, perusahaan teknologi akuakultur di Indonesia, berkomitmen untuk membantu para pembudidaya mengatasi tantangan tersebut dan mencapai potensi secara berkelanjutan. Salah satu produk yang memberikan solusi bagi pembudidaya adalah , efeeder, alat pakan otomatis yang memanfaatkan teknologi Artificial Inteligence Of Things (AloT), yang juga merupakan produk pertama eFishery Sebagai misi lanjutan eFishery untuk memperkuat ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi akuakultur eFishery baru saja meluncurkan produk baru yang dikembangkan oleh tim AloT eFishery. ‘Mas AhYa’ (Ahli Budidaya), solusi konsultasi berbasis Al yang dirancang khusus untuk membantu pembudidaya ikan dan petambak udang, meningkatkan efisiensi operasional dan mencapai keberlanjutan yang lebih baik. Tim AloT eFishery terdiri dari para pakar AloT yang ahli dalam bidangnya dan bekerja di bawah Direktorat Produk, serta memiliki komitmen untuk mengembangkan teknologi dan menciptakan inovasi baru untuk mendukung kemajuan industri akuakultur Indonesia.
“Mas AhYa’ memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan generatif (generative Al) terbaru dari Microsoft untuk mendemonstrasikan sukses ke pengetahuan dan keahlian seputar budidaya akuakultur buat semua segmen pembudidaya.
Dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti konsultasi kapan saja dan di mana saya terkait budidaya, bahkan dengan menggunakan bahasa daerah setempat. Selan itu. fitur lain dari ‘Mas AhYa’ mencakup analisis data real-time, rekomendasi pakan yang disesuaikan, dan pemantauan kondisi dilingkungan kolam.
“Kami sangat bangga dengan hadirnya ‘Mas AhYa’ Ini adalah bukti komitmen kami untuk membantu para pembudidaya di Indonesia mencapai kesuksesan dan berkontribusi pada ketahanan pangan global Kami yakin bahwa ‘Mas AhYa’ akan memberikan dampak yang signifikan. tidak hanya dalam hal peningkatan produktivitas. tetap juga dalam mendorong praktik akuakultur yang lebih berkelanjutan,” ujar Chrisna Aditya, Chief Product Officer eFishery.
“Generative Al, khususnya Large Language Models (LLM). adalah kemajuan terbaru dalam teknologi Al yang mampu menalar dan bertindak sebagai orkestrator untuk menghubungkan berbagai kemampuan atau layanan. Lebih dari itu, LLM mampu melakukan tugas-tugas Otomatis dengan intervensi manusia yang semakin sedikit, menghasilkan lompatan produktivitas yang masif. Di eFishery, kami telah menemukan implementasi LLM yang berdampak dan tepat guna melalui ‘Mas AhYa’ untuk mentransformasi produktivitas dan profitabilitas para pembudidaya. Teknologi Al mutakhir seperti LLM dikombinasikan dengan Lot dan pengetahuan domain, memiliki kekuatan untuk mentransformasi industri dan kehidupan. Kami bangga menjadi pelopor dalam bidang akuakultur,” tambah Andri Yadi, VP AloT & Celebration Intelligence eFishery.
Inovasi ‘Mas AhYa’ telah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak, termasuk Microsoft. Dalam acara Microsoft Build Al Day. tim eFishery berkesempatan untuk mempresentasikan “Mas AhYa’ kepada Satya Nadella, CEO Microsoft. Beliau sangat terkesan dengan bagaimana Al diterapkan untuk membuat industri akuakultur tebih produktif dan berkelanjutan.
“Melalui ‘Mas AhYa’ semuanya menjadi mudah karena ‘mas Ahya’”‘ dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi kami, para pembudidaya.
Dengan memakai “Mas AhYa’ saya dapat mengakses data seperti kualitas air dengan mudah dan juga memberikan solusi terhadap setiap masalah mulai dan saat sebelum hingga setelah panen. Setelah menggunakan ‘Mas AhYa’, produktifitas meningkat sehingga setelah ini saya mungkin menambah kolam agar mencapai profit yang maksimal,” ungkap Ira Nasihatul, pembudidaya ikan nila yang telah merasakan dampak positif penggunaan Mas AhYa di kolam miliknya.
Selain ‘Mas AhYa’, eFishery juga telah mengembangkan produk lainnya untuk menciptakan sebuah ekosistem AloT yang memudahkan pembudidaya seperti sistem pemantauan kualitas yang dapat diakses melalui aplikasi disertai dengan rekomendasi apabila terjadi anomali pada kolam, sistem penandaan tambak yang sederhana dan tanpa kabel sehingga pembudidaya dapat langsung memantau keadaan kolam, dan penggunaan citra satelit yang memungkinkan pembudidaya memonitor kolam kapan saja dan dimana saja.
“eFishery tidak akan berhenti di sini. Komitmen kami untuk membantu para pembudidaya akan terus berlanjut. Ke depannya, kami akan terus berinovasi mengembangkan, dan menghadirkan produk-produk berbasis AloT lainnya seperti ‘Katara’, produk eFishery yang berfungsi untuk memantau kualitas air dan produk lainnya untuk terus tumbuh bersama dengan industri akuakultur Indonesia,” tutup Chrisna