Menghadapi Ancaman Krisis Energi dan Pangan
*Penulis : Jeannie Latumahina*
*Ketua Relawan Perempuan dan Anak Perindo*
Rabu 20 Juli 2022
Belum lagi reda untuk membangun kembali setelah diterjang pandemi virus Covid 19. Dunia dihadapkan dengan adanya konflik Rusia vs Ukraina, yang telah menyeret banyak negara maju termasuk Amerika dan anggota NATO memberikan sanksi kepada Rusia juga bantuan senjata ke Ukraina, untuk menghentikan perang. Dan kemudian dibalas dengan penghentian pasokan energi dari Rusia ke beberapa negara Eropa
Membuat dunia terancam krisis multi dimensi eknomi, energi dan pangan. Bahkan sejumlah negara terancam bankrut karena ketidak mampuan dalam membayar hutang kepada Bank Dunia.
Presiden Jokowi merilis laporan lembaga international akan kemungkinan 60 negara miskin terancam bangkrut bahkan PBB menyebutkan sebanyak 42 negara sudah bergerak menuju ke arah resesi krisis ekonomi.
Dan benar negara Sri Lanka telah mengumumkan sebagai negara bangkrut akibat gagal bayar hutang. Terdapat kemungkinan 25 negara akan mengikuti apa yang dialami Sri Lanka.
Kekuatan Indonesia hadapi krisis.
Sisi fundamental ekonomi Indonesia masih relatif kuat dengan pertumbuhan 5% dan infasi di sekitar 4,2%. Sedangkan rata-rata Eropa angka infasi 8% dan Amerika Serikat 9,2%. indeks keyakinan konsumen di Indonesia mencapai 128 atau berada pada area optimis (lebih besar dari 100). Indeks keyakinan konsumen adalah indeks yang mencerminkan keyakinan konsumen Indonesia mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen dalam periode yang akan datang.
Demikian juga posisi kurs Rupiah terhadap dollar AS masih menguat diangka 0.3%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 kembali mencetak surplus besar mencapai USD 5,09 miliar dengan nilai ekspor USD 26,09 miliar dan impor USD 21,00 miliar. Neraca perdagangan RI pada Januari-Juni 2022 mengalami surplus USD 24,89 miliar dengan total ekspor USD 35,33 miliar dan impor USD 21,62 miliar.
Program Pemulihan Ekonomi Nasional. (PEN)
Tren pemulihan juga dapat dilihat dari kembalinya Indonesia ke dalam kategori negara berpendapatan menengah ke atas sejak akhir tahun 2021. Hal tersebut juga seiring dengan terlihatnya tren penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
UMKM adalah pilar ketahanan dan kekuatan ekonomi Indonesia, saat ini berjumlah berjumlah sekitar 64,2 juta usaha dan telah memberikan kontribusi sebesar 60,51 persen terhadap produk domestic bruto (PDB) atau senilai Rp9.580 triliun.
Maka tentunya sangat perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dalam mendukung gerak UMKM yang sebenarnya faktor gerak usaha masyarakat bersama-sama menjadi kekuatan besar bagi pemerintah.
Maka tentunya diperlukan lebih banyak lagi intensif serta kemudahan bagi UMKM dan upaya penguatan untuk meningkatkan produktifitas. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat Gotong Royong yang selalu mampu bekerja sama, sebagai pilar utama perjuangan bangsa.
Perlu diketahui penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif dengan penopang utama segmen mikro yang tumbuh 13,55%, segmen konsumer tumbuh 4,56%, dan segmen kecil dan menengah tumbuh 3,96%.
Maka tentunya program PEN harus mendapat dukungan lebih, tidak hanya pemberian kredit namun juga perlu di motori oleh semua komponen masyarakat baik ormas, maupun partai politik untuk sungguh memperhatikan dan memperjuangkan secara konsisten kehidupan masyarakat bangsa Indonesia.
Dan ini menjadi tujuan PERINDO dalam menyatukan kekuatan rakyat Indonesia.
Rabu 20 Juli 2022