Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITA

PEREMPUAN BERKEBAYA INDONESIA JAKARTA SUKSES MENYELENGGARAKAN NAFAS TENUN DALAM BERKEBAYA

Avatar photo
38
×

PEREMPUAN BERKEBAYA INDONESIA JAKARTA SUKSES MENYELENGGARAKAN NAFAS TENUN DALAM BERKEBAYA

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

Example 300x600

 

PEREMPUAN BERKEBAYA INDONESIA JAKARTA SUKSES MENYELENGGARAKAN NAFAS TENUN DALAM BERKEBAYA

 

Jakarta, Metropolitanpost.id

 

Disambut Tarian Lavabi dalam balutan Kain Tenun Jakiah, Perempuan Berkebaya Indonesia Jakarta (PBIJ), Sukses menyelenggarakan acara bertajuk “NAFAS TENUN DALAM KEBAYA ” pada Sabtu, 21 September,2024, bertempat di Aula Juanda, Museum Bahari , Jalan Pasar Ikan No.1 Penjaringan, Jakarta Utara , gelaran acara bincang-bincang Para Desainer, Pentas tari-tarian, Fashion Show, Bazar multi produk UMKM, diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Tenun Nasional yang jatuh pada tanggal 7 September lalu.

 

Dipandu oleh Desy Ayu Windiaty dari Perempuan Berkebaya Indonesia Pusat ,
“NAFAS TENUN DALAM KEBAYA “Resmi dibuka oleh Ibu Mis’Ari , Kepala Unit Pengelola Musium Kebaharian Jakarta, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, dengan terlebih dahulu memaparkan latar belakang pemberian nama Aula Juanda adalah sebagai bentuk penghargaan Negara Republik Indonesia atas peran dan sumbangsih terbesar Ir.H. Raden Juanda Kartaijaya dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.

Aula Juanda adalah tembok kejayaan Rempah rempah dan kebaharian Indonesia sebagai peninggalan sejarah sejak abad ke-18, bangunan tiga lantai , yang dahulunya berfungsi sebagai gudang VOC diperuntukkan menampung rempah-rempah setelah melalui proses penjemuran , “saat ini Pemprov DKI Jakarta berupaya naik kelas dengan menjadikan Museum Bahari memiliki ruang publik agar dapat bermanfaat bagi masyarakat selain menjadikan museum sebagai wadah memamerkan berbagai koleksi peradaban sejarah”, ibu Mis’ Ari menambahkan , saat ini Museum Baharisedang disibukkan dengan merangkul anak-anak muda untuk bermitra dan berkegiatan di Musium Bahari , agar generasi muda lebih dapat merasakan manfaat keberadaan museum, dan hasilnya adalah pada bulan November 2024 mendatang akan diundang ke Yunani , sebagai bentuk apresiasi keberadaan Museum Kebaharian dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan terutama di Jakarta sebagai ibukota akan berganti menjadi Kota Global seiring dengan perkembangan pembangunan ibukota baru di IKN, artinya Jakarta akan menjadi pusat kebudayaan dan perlunya peningkatan peran “asalkan kita bisa bergotong royong” kata ibu Mis’Ari menutup kata sambutannya.

Pembukaan kata sambutan ketua Panitia, Ibu Harni iriani yang juga menjabat sebagai Sekjen Perempuan Berkebaya Indonesia Pusat, “acara ini bertujuan menjalankan program kerja kegiatan organisasi Perempuan Berkebaya Indonesia Jakarta, utamanya adalah menghadirkan para nara sumber yang kompeten untuk menambah ilmu pengetahuan selain kampanye kebudayaan sebagai wujud pemberdayaan perempuan” kerja kerja kebudayaan Ibu Harni Iriani bersama Musium Kebaharian dan juga aktivitas di berbagai organisasi perempuan,Ibu Harni optimis mempertahankan eksistensi kearifan lokal dari gempuran budaya luar yang masuk ke Indonesia untuk ikut serta membantu melestarikan nilai kebudayaan Indonesia dengan berperan dalam interaksi sosial menjaga kesinambungan harmoni untuk mengembalikan pranata leluhur Bangsa, Ibu Harni Iriani tercatat aktif di Komunitas Cinta Berkain Indonesia(KCBI), Mitra Seni Indonesia (MSI), Jiwa Perempuan Indonesia, Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI), KPPBI, serta menjadi anggota di Federasi Oleh Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI), dan Cahaya Nadara Indonesia.

Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia , Ibu Rahmi Hidayati, mengatakan bahwa acara ini memperkenalkan Tenun yang bisa dipakai bersama kebaya dan harapan perempuan Indonesia dalam berkegiatan menggunakan kebaya dapat terwujud sehingga melahirkan generasi muda cinta Berkebaya , “pada dasarnya organisasi dan komunitas ini adalah untuk pelestarian budaya berkebaya , apapun kegiatan yang diadakan baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah harus sesuai dengan visi dan misi organisasi yang sudah mulai berdiri sejak tahun 2014 dan saat ini sudah memiliki 15 perwakilan Daerah , 12 perwakilan negara Eropa, Australia, sedangkan di Amerika Serikat sedang berjalan proses pembentukan kepengurusan pada bulan Agustus 2024 kemarin.

Kebaya memiliki aspek psikologi, politik, dan ekonomi, Peringatan hari tenun nasional, sebagai momentum yang tepat untuk lebih keras menggaungkan perempuan berkebaya setelah sosialisasi Kegiatan kebaya go to kampus, go to school, go to office terlaksana dan akan terus intens dilaksanakan, Launching perdana telah berjalan dua tahun yang lalu di kampus Fisip Universitas Indonesia tepatnya tahun 2022 dan diikuti di seluruh perwakilan di daerah dengan lebih menonjol ciri kekhasan kebaya masing masing di setiap daerah dengan “Selasa Berkebaya” didukung oleh 4 Kementrian terkait yaitu kementrian pendidikan dan kebudayaan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan, Kementrian Perekonomian dan Koperasi, Kementrian Pariwisata , sebagai pencetus Kongres Kebaya Nasional pertama tahun 2021 di Gedung Smesco Jakarta, Ibu Rahmi Hidayati menggandeng Kementrian Ekonomi dan Koperasi mewujudkan Koperasi perempuan Berkebaya Indonesia dengan nama Kobaya Nita Koperasi untuk menunjang aspek perekonomian terutama para penjahit Kebaya.

Kegiatan acara yang disponsori oleh
Al Amin Universal Travel Umroh Melani Leimena Suharli memasuki sesi talk show dengan moderator Ibu Arbida Nilla, menghadirkan pembicara Ibu Nuniek Restu wilujeng ; Ketua PBI Jakarta, Ibu Myra Widiono Ketua Perkumpulan Warna Alami (Warlami), dan Desainer Ibu Corrie Kastubi. Tidak ingin disebut sebagai seorang Pakar tetapi hanya untuk berbagi Sharing, Ibu Myra Widiono dengan latar belakang Arsitektur dan Engineering yang menempuh pendidikan di London, mengatakan bahwa Tenun bukan hanya milik masyarakat Indonesia saja, tetapi milik dunia, dalam paparannya, Ibu Myra menyoroti pentingnya memperbaiki kualitas produksi sebagai prestasi luar biasa agar Tenun Nusantara di kenal secara global, Para konsumen pembeli Kain Tenun harus menyadari dimana tempat membeli kain tenun agar tidak kecewa, himbauan kepada penenun untuk menciptakan kualitas tenun yang lebih baik meski harganya murah , bisa menjual sesuatu yang yang bisa menjadi kebanggaan para pembelinya mendorong semangat kaum perempuan penenun untuk meningkatkan kualitas produksinya .

sebagai Ketua Warlami yang bertugas memberikan sertifikasi pewarnaan alam dan dengan itu dirinya sering berpergian ke pelosok pedalaman dan menjadi pemerhati tenun ulat Doyo dengan motif temanin dari Kalimantan Timur, Tenun Indonesia lebih mengedepankan ciri khas bukan cara membuatnya , kita tidak boleh melupakan Indonesia kaya oleh budaya dan sumber alam , pembahasan Kain Wastra cenderung digunakan untuk acara terhormat terutama di acara kematian dan kelahiran bahwa masyarakat pengguna kain tenun perlu mengetahui fungsi dan nama kain tenun,ada baiknya bertanya pada saat membeli atau menerima pemberian kain tenun untuk mengetahui’story telling agar bisa sesuai saat menggunakannya.

Tenun dikelompokkan dalam ikat dan bukan ikat misalnya tenun ikat Pakan, Tenun Ikat Lingsi, Tenun double ikat , yang bukan ikat misalnya batik Sotis, Songket, Sungkit dan Sudan Lolo serta masih banyak lagi misalnya di Flores Adonara tenun ikat, Sumatra memberikan sumbangsih terbesar untuk tenun, Sumatera Utara ada berbagai jenis ulos, Sumatra Selatan dengan songket Palembang dan begitu juga dengan songket Lampung , yang memadukan tenun dan kebaya biasanya dengan songket Padang, Songket Bali dan Songket Sumatera , Dilansir dari BBC .com, Kata kebaya ada asal usulnya dalam peradaban manusia tidak langsung berkebaya tetapi melalui proses menggunakan baju yang terbuat dari kulit kayu yang mana peradaban Jawa Tua sebelum abad 14 berasal dari kulit kayu kasar ditumbuk disebut Faya selebihnya menggunakan pewarna dari daun daun.

Kebaya pada awal mulanya memakainya dengan rasa hormat dapat dilihat dari bahasa Portugis pada tahun 1512 disebut Kaba yang artinya adalah tunik dan di masa kolonial menjadi symbol identitas yang dipakai oleh kalangan wanita sehingga disebut Cabaya , berkiprah dibidang pemberdayaan perempuan sehingga tercipta kolaborasi masyarakat pemberdayaan masyarakat , Ibu Myra ingin mengangkat warna alam di dasari pelestarian warisan selain memfokuskan konservasi lingkungan terhadap isu aktual terhadap climite change sesuai UU No.5 kemajuan kebudayaan dan pelestarian lingkungan harus berkesinambungan Antara kengrajinan dengan sumber alam yang juga pencemaran lingkungan yang berbahaya berdampak bagi perubahan iklim .

Membagi pengalaman saat perjalanan ke beberapa daerah diluar pulau Jawa yang banyak memproduksi kain tenun dan tidak melihat adanya perempuan Berkebaya, perlu adanya pendekatan harmony kepada kaum ibu di pelosok untuk memberikan kebaya sebagai hadiah agar minat menggunakan kebaya bisa berhasil diterima , himbauan disampaikan untuk tidak menggunting kain tenun atau kain Wastra untuk kegiatan produk fashion karena memiliki makna filosofi dalam proses pembuatan terutama tekstur motif vertikal dan horizontal yang tematik, ada baiknya mendapatkan pengrajin kain yang khusus membuat motif kain untuk keperluan produksi fashion hal ini bertujuan menjaga dan memaknai nilai lestari kain tenun dan kain Wastra . Sebagai penggiat dan pemerhati tenun, berusaha memberikan edukasi
Kualitas kain tenun pewarnaan
Tenun dijual dimana, tempat penjualan para pembeli, harus menyadari barang yang d beli, kecewa kembali ke pembeli nya pembeli nya dimana beli, perlu menyadari ada harga ada kualitas, himbauan kepada penenun untuk menciptakan kualitas tenun yang lebih baik meski harganya murah , bisa menjual sesuatu yang yang bisa menjadi kebanggaan pembeli nya.

Corry Kastubi, seorang Fashion Desainer senior yang juga lulusan London bergelut fashion dan ethnic Nusantara sejak 1989, memiliki latar belakang Ibundanya yang memiliki banyak koleksi kain Wastra dan tenun, Corry Kastubi kemudian ikut bergabung ke melalui produk handmade dengan tujuan menjaga nilai nilai budaya, rasa takjub luar biasa akan keberagaman kain Wastra, tenun dan batik di Indonesia turut memancarkan keindahan bagi negara lain sehingga karya karya fashion Corry Kastubi begitu elegan dipakai di Indonesia dan mancanegara.

Disisi lain, Nuniek Restu Wilujeng mengangkat tema Nafas Tenun dalam Berkebaya karena Indonesia adalah Masyarakat pluralis dengan segala keberagaman lokal menghasilkan wahana budaya yang indah sehingga kebaya dapat dipadu padankan dengan dengan kain tenun menghasilkan tampilan yang modern dan digunakan pada saat acara tertentu, hal ini adalah salah satu upaya mengangkat citra dan minat Berkebaya di Indonesia.

Di penghujung acara, tampilan fashion show karya Liliek Irawati (Lemari Ratih)
Harni iriani (Hanunisa), Etty Nafis (Marita), Runti Rani (Aruni Kara), Isabella Koraag (Koraag Collection), Arsita Resmisari (Arsita Craft) dibawakan oleh Peragawati anggota ibu-ibu Perempuan Berkebaya Indonesia Jakarta dan para desainer hadir dalam sesi talk show ke-dua yang dipandu oleh Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia Jakarta, ibu Nuniek Restu Wilujeng , bahasan singkat dan padat untuk tetap cantik berpenampilan santun dengan berbusana kebaya dan kain etnik Nusantara sebagai upaya menggeser paradigma hilangnya kearifan lokal busana Indonesia dan kain dan kebaya Nusantara tetap menjadi trend kekinian dapat tampil mewah dengan warna warni ,pastinya memancing minat banyak kalangan untuk bangga menggunakan busana Indonesia.

Upaya melestarikan nilai nilai luhur kearifan lokal terus dilakukan oleh komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia, Tidak hanya berupaya di dalam negeri dari pelosok daerah yang terpencil hingga di perkotaan bahkan giat membuka perwakilan di negara Asia dan Eropa, Perempuan Indonesia penuh dengan kreatifitas, pandai menjalin hubungan kerja sama. Menyambangi Kedubes d Hongkong membuat tampilan acara, Ke Tokye untuk fashion show di Mall-mall , ke Washington, ke Korea, ke Nepal mengumpulkan masyarakat ndonesia untuk mensosialisasikan kebaya dalam beraktivitas sehari-hari bahkan agenda terdekat du Minggu depan adalah mengadakan acara dengan Kedubes Korea bersama ikatan masyarakat Korea yang ada di Indonesia dengan fashion show menyusul selanjutnya adalah agenda di awal bulan Oktober 2024 di IKN, perwakilan perempuan Berkebaya Indonesia Kalimantan Timur akan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Kebaya dan Kain Wastra, harapan besar kepada pemerintahan yang baru dibawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto Presiden republik Indonesia terpilih 2024-2029 agar kedutaan kedutaan negara tetangga dan negara sahabat yang berada di Indonesia dapat membuka kerjasama untuk mempromosikan kebudayaan dan bazar UMKM tentunya hal ini adalah upaya Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia, ibu Rahmi Hidayati beserta segenap jajarannya baik di tingkat pusat maupun di daerah dalam mempertahankan nilai kearifan lokal.

Ucapan terimakasih disampaikan pihak penyelenggara oleh ketua Panitia yaitu Ibu Harni Iriani kepada Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia; Ibu Rahmi Hidayati, Kepada Ibu Mis’Ari , Kepala Unit Pengelola Musium Kebaharian Jakarta, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Kepada tamu undangan yang hadir dan mewakili yaitu;Ibu Wening Esthyprobo; Duta Besar Hungaria Periode 2014 – 2019, Ibu Corry Soekotjo; KOWANI, Ibu Esty Martono; Ketua IWAPI Jakarta, Ibu Sari Ramadani ;Ketua Mitra Seni Indonesia, Ibu Maya Saroso; Ketua FOKBI DKI Jakarta, Ibu Irma Boedhi; Wakil Ketua IPSBI, Ibu Ina Sosro;Ketua WOJ , WOJ;Ismayanti, WOJ;Kadek Mahajaya, Waketum PBI, Ketua PBI Bogor, Ketua PBI Tangra, Ketua KPPBI, Ketua Kebaya Menari,Ibu Purnama Sitompul; Ketua JPI, Serta Ucapan Terimakasih kepada Musium Kebaharian Jakarta, Ucapan terimakasih kepada Sponsor Acara Ibu Melani Suharli, dan Ucapan terimakasih kepada semua Nara Sumber ; Ibu Nuniek Restu wilujeng ; Ketua PBI Jakarta, Ibu Myra Widiono Ketua perkumpulan warna Alami (Warlami), dan Ibu Corrie Kastubi ( Desainer ), Pembawa acara; Ibu Arbida Nilla, Ibu Desy Ayu Windiaty dari Perempuan Berkebaya Indonesia Pusat, ucapan terimakasih kepada para Desainer yang telah berpartisipasi dalam Fashion dan ucapan terimaka untuk karya Desainer;Liliek Irawati (Lemari Ratih)
Harni iriani (Hanunisa), Etty Nafis (Marita), Runti Rani (Aruni Kara), Isabella Koraag (Koraag Collection), Arsita Resmisari (Arsita Craft) beserta Para Ibu- Ibu Peragawati, ucapan terimakasih
kepada seluruh Kepanitiaan acara “Nafas Tenun Dalam Berkebaya , dan lainnya .

(Dyan Sevika)
Ketua Umum DPP Jaringan Media Nasional AHU-0010442.AH.01.07. TAHUN 2015

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *