Nutrisi, Pengonsumsian, dan Pengolahan Produk Dairy yang Baik
Jakarta, Metropolitanpost.id
Beberapa waktu lalu, Greenfields, ahli susu sapi segar dan produk olahan susu, bersama SayurBox dan Rumah Sakit Jantung Diagram, mengadakan sesi Instagram Live yang membahas seputar nutrisi, pengonsumsian, dan pengolahan yang baik dari produk dairy. Hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut adalah dr. Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK, seorang dokter spesialis gizi klinik, yang menjelaskan seputar gizi yang dibutuhkan tubuh setiap harinya, dan juga nutrisi yang tersedia dalam produk dairy yaitu susu sapi segar dan produk olahan susu seperti yogurt dan keju.
“Setiap hari, kita perlu mencukupkan asupan nutrisi dengan gizi lengkap dan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Banyak makanan yang dapat kita konsumsi untuk membantu melengkapi asupan gizi harian, salah satunya adalah produk dairy seperti susu sapi segar dan produk olahan susu lainnya yaitu yogurt dan keju. Produk dairy dilengkapi dengan berbagai kandungan baik seperti protein, Vitamin A, B1, B2, kalsium, fosfor dan mineral lainnya. Produk dairy juga dapat mendukung kesehatan sehari-hari serta kesehatan jantung dan syaraf. Seperti halnya makanan lainnya, jangan lupa untuk mengonsumsi susu setiap hari dalam jumlah yang sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.”
- Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK
Dalam acara tersebut, Greenfields dan dr. Christin juga membahas beberapa mitos terkait pengonsumsian dan pengolahan produk dairy serta memberikan faktanya sebagai berikut ini:
Mitos: Produk dairy yang berbeda, seperti susu dan yogurt, tidak dapat dikonsumsi bersamaan.
Fakta:
Mengonsumsi berbagai produk dairy secara bersamaan sebenarnya tidak apa-apa. Bagi para penggemar produk dairy, kamu bisa loh menikmati susu bersama keju, atau susu bersama yogurt. Tetapi, jangan lupa untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang sewajarnya karena mengonsumsi sesuatu dalam jumlah berlebih tentunya kurang baik. Misalnya, jika kamu biasa mengonsumsi susu sebanyak 250ml, coba untuk kurangi takarannya menjadi 150ml jika ingin mengonsumsinya bersama yogurt atau keju.
Mitos: Minum susu di malam hari membuat kita jadi gemuk.
Fakta:
Salah satu faktor yang bisa menambah berat badan adalah melewati batas konsumsi kalori harian. Selama kita tidak melewati batas kalori harian, minum susu di malam hari tidak akan berpengaruh pada berat badan kita. Yang perlu diperhatikan adalah jarak antara waktu mengonsumsi susu dan tidur di malam hari. Pastikan kamu memberi waktu yang cukup untuk badan kamu mencerna susu sebelum kamu tidur.
Mitos: Minum susu di malam hari bisa menambah tinggi badan.
Fakta:
Secara ilmiah, susu kaya akan protein dan mengandung asam amino yang tinggi, yang penting untuk pertumbuhan. Di malam hari, ada beberapa asam amino yang bekerja lebih optimal saat kita beristirahat. Saat kita tidur, kita berada dalam kondisi puasa dan tubuh kekurangan energi. Dalam kondisi ini, tubuh kita akan mengambil energi cadangan, salah satunya dari otot. Dengan minum susu sebelum tidur, kita “menabung” asupan energi yang nantinya akan digunakan oleh tubuh saat kita tidur.
Mitos: Orang yang memiliki intoleransi laktosa (lactose intolerance) sama sekali tidak bisa mengomsumsi susu.
Fakta:
Ada beberapa orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa yang dikandung susu, di mana saat mereka mengomsumsi susu, tubuh mereka akan bereaksi kurang baik seperti gatal-gatal atau mual. Terdapat perbedaan antara alergi dan intoleransi susu :
- Orang yang memiliki alergi susu sama sekali tidak bisa mengonsumsi susu, namun mereka dengan intoleransi susu tetap bisa mengonsumsi susu dalam jumlah yang terbatas.
- Orang dengan intoleransi laktosa dapat mengonsumsi sekitar 150-200ml susu per hari agar tubuh tidak bereaksi.
Dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter gizi untuk memastikan jika kamu memiliki alergi atau intoleransi susu.
Mitos: Cara penyimpanan susu segar dan susu UHT sama saja.
Fakta:
Terdapat beberapa macam susu seperti susu sapi segar dan susu UHT, dan cara menyimpannya pun berbeda. Kalau tidak disimpan dengan benar, kandungan nutrisi pada susu akan hilang. Rekomendasi penyimpanan dari Greenfields adalah:
- Susu segar yang telah dikemas harus disimpan pada suhu 0-4 derajat Celsius. Susu dengan kemasan yang telah dibuka dapat bertahan selama kurang lebih 4 hari di dalam lemari es dan kurang lebih 4 jam pada suhu ruangan.
- Susu UHT sekali minum, dapat disimpan dalam suhu ruangan dan dapat bertahan hingga 9 bulan. Susu UHT 1 liter sebaiknya langsung disimpan di dalam lemari es setelah dibuka.
Mitos: Susu full cream adalah pilihan terbaik untuk lansia.
Fakta:
Dua masalah utama pada lansia adalah tidak mau makan dan makan terlalu banyak. Seiring dengan berjalannya waktu, biasanya nafsu makan kita akan berkurang. Bagi lansia yang cenderung tidak mau makan, dapat diberikan susu full cream dengan jumlah kalori yang lebih tinggi dan lebih padat akan nutrisi seperti Greenfields Fresh Milk atau Premium Fresh Jersey Milk. Untuk lansia yang biasa banyak makan dan memiliki masalah seperti diabetes, berikan produk dairy yang rendah gula dan rendah lemak seperti Greenfields Low Fat Milk (1,1% fat) ataupun tanpa lemak seperti Greenfields Skimmed Milk (0% fat). Sesuaikan produk dairy untuk lansia dengan kebutuhan mereka.
Mitos: Saat dimasak, kandungan gizi pada susu akan hilang.
Fakta:
Produk susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang rentan mengalami kerusakan saat dimasak. Saat memasak menggunakan bahan produk turunan susu, sebaiknya tidak terlalu lama atau hingga mengeluarkan asap (mencapai smoking point) yang artinya suhu sudah terlalu panas dan kandungan nutrisi didalamnya sudah mulai terganggu. Selain mengganggu nutrisi, pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi atau terlalu panas juga dapat mengubah tekstur susu menjadi pecah atau bahkan menggumpal.
Itu dia beberapa mitos seputar produk dairy dan penjelasan yang diberikan oleh Greenfields dan dr. Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK. Semoga sekarang teman-teman semua sudah lebih paham seputar nutrisi, cara penyimpanan, dan pengolahan produk dairy.
Nah, setelah mengetahui cara memasak produk dairy dengan benar, yuk coba beberapa resep dari Greenfields berikut ini:
- Milk Mala Noodle
Bahan:
- 300 ml Greenfields Fresh Milk
- 1 pack mie instan
- 50 gram mala hotpot paste
- 25 ml minyak
- 3-4 iris jahe
- 35 gram fermented chili bean paste
- 3-5 buah jamur shitake, diiris
- 2 buah tofu keju
- 2 buah sosis hotdog
- 2-3 iris akar lotus
- 3 potong brokoli
Cara memasak:
- Gabungkan minyak, jahe, mala paste, dan chili bean paste ke dalam panci. Campur dengan air hingga panas.
- Masukkan bahan-bahan hotpot yaitu jamur, tofu keju, sosis, akar lotus, brokoli, dan mie instan.
- Tambahkan Greenfields Fresh Milk dan pastikan tidak dimasak dengan suhu yang terlalu panas.
- Strawberry Steamed Milk
Bahan:
- 300 ml Greenfields Fresh Milk
- 3 buah putih telur
- 3-4 biskuit Oreo, hancurkan
- 1 sdm air lemon
- 2 buah stroberi
- Daun mint untuk hiasan
Cara memasak:
- Masukkan Greenfields Fresh Milk, putih telur, dan air lemon ke dalam mangkuk. Tiriskan dan tutup dengan cling wrap.
- Lubangi cling wrap menggunakan tusuk gigi dan rebus adonan.
- Tambahkan biskuit Oreo yang sudah dihancurkan dan buat stroberi di bagian atas adonan yang sudah bertekstur seperti jelly.
- Letakkan daun mint sebagai hiasan.
- Creamy Cheese Spaghetti
Bahan:
- 200 gr spaghetti
- 1 sdm mentega
- 2 lembar smoked beef
- 2 siung bawang putih cincang
- 1 sdm tepung terigu
- 250 ml Greenfields Fresh Milk
- 50 gr Keju Parut
- 1 sdm Greenfields Ricotta Cheese
- Garam secukupnya
- Lada secukupnya
- Bubuk truffle (opsional)
- Parsley (opsional)
Cara memasak:
- Rebus spaghetti, tambahkan garam, lalu sisihkan.
- Tumis bawang putih sampai harum. Masukkan daging sapi iris. Aduk hingga berubah warna. Masukkan tepung terigu, aduk cepat.
- Tambahkan Greenfields Fresh Milk ke dalam tumisan, masak hingga mendidih.
- Beri Greenfields Ricotta Cheese, keju parut, gula, garam, bubuk truffle, dan lada bubuk. Aduk hingga merata.
- Masukkan spaghetti yang telah direbus, aduk rata. Angkat dan sajikan. Jangan lupa untuk menambahkan parsley sebagai hiasan di bagian atas makanan!
Tentang Greenfields
PT Greenfields Indonesia memproduksi susu segar berkualitas tinggi, higienis, dan kaya nutrisi yang berasal dari sumber alami; yakni lebih dari 15.000 ekor sapi jenis Holstein dan Jersey yang diimpor dari Australia. Peternakan Greenfields berlokasi di dataran tinggi Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Dari kawasan sejuk 1.000 meter di atas permukaan laut dengan suhu 15 – 22°C, peternakan Greenfields telah menghasilkan susu segar sejak tahun 1997, dengan kapasitas yang meningkat setiap tahunnya. Peternakan Greenfields bersama dengan pabrik pengolahan susu yang terintegrasi memungkinkan kendali mutu dapat dilakukan tanpa putus mulai dari peternakan hingga ke pabrik.
Susu segar murni dari sapi perah pilihan ini diolah dengan teknologi mutakhir secara Pasteurisasi dan Ultra High Temperature (UHT) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain produk susu segar pasteurisasi, PT Greenfields Indonesia juga memproduksi susu cair UHT, yogurt, minuman yogurt, berbagai jenis keju, serta whipping cream yang memberikan nutrisi berkualitas tanpa fortifikasi dan rasa lezat yang disukai seluruh anggota keluarga. Berawal dari sebuah mimpi untuk memberikan nutrisi dan kelezatan susu segar dari sapi pilihan, Greenfields bangga menjadi merek asli Indonesia yang telah diekspor ke pasar Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Brunei Darussalam.
Kunjungi www.greenfieldsdairy.com untuk informasi lengkap mengenai Susu Pasteurisasi Greenfields dan produk turunan susu lainnya.
Dapatkan berita terbaru tentang Greenfields melalui:
Website : https://greenfieldsdairy.com/
Facebook : https://www.facebook.com/GreenfieldsID/
Instagram : @Greenfields.ID
Twitter : @GreenfieldsID
***
(Hotben)