Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
PROFIL

Sharon Stephania Siauw, Komposer Film Indonesia di AS, Siap Mengharumkan Nama Indonesia Melalui Karya dan Kiprahnya di Pentas Internasional

Avatar photo
54
×

Sharon Stephania Siauw, Komposer Film Indonesia di AS, Siap Mengharumkan Nama Indonesia Melalui Karya dan Kiprahnya di Pentas Internasional

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

Example 300x600

Sharon Stephania Siauw, Komposer Film Indonesia di AS, Siap Mengharumkan Nama Indonesia Melalui Karya dan Kiprahnya di Pentas Internasional

 

 

Jakarta, Metropolitanpost.id

 

Dunia musik Indonesia semakin hari melahirkan banyak generasi muda berbakat yang menciptakan berbagai inovasi, baik dalam tarik suara, musik, dan komposer musik. Tentunya hal itu merupakan asset berharga bagi dunia permusikan Indonesia.

Berbagai penghargaan diberikan kepada para anak bangsa yang berprestasi. Dari berbagai institusi, baik domestik maupun mancanegara, sudah banyak memberikan penghargaan kepada anak-anak bangsa yang berprestasi dalam dunia permusikan.

Sharon Stephania Siauw, salah satu anak bangsa yang masih dibilang usia belia, menoreh banyak prestasi yang fantastis. Dirinya adalah seorang komposer di dunia perfilman Indonesia dan juga seorang pemain biola / Violist yang piawai, bukan saja untuk bangsa Indonesia, namun juga mancanegara. Buktinya, Sharon (nama panggilan-red), menoreh prestasi, dimana tahun 2020-2021 menjabat sebagai President Berklee Indonesian Community.

Gadis kelahiran Jakarta ini adalah calon professional dalam industri musik kedepannya. Saat ini Sharon bermukim di Los Angeles, California, bekerja di Perusahaan Teknologi dan Lisensi musik terkemuka, Songtradr, Inc., menjabat sebagai koordinator Opera Musik.

Melalui konferensi pers, Minggu (10/04/2022), pukul 12.30 wib, bertempat di Upstairs Cafe, Meruya, Jakarta Selatan, Sharon Stephanie menjelaskan kepada media bagaimana prestasi yang dicapainya sampai saat ini.

 

“Saya mengambil jurusan Film Scoring dan Minor Conducting, karena saya terinspirasi dari musik-musik background layar lebar, contohnya film ” Indiana Jones” dan masih banyak film lainnya, yang menampilkan musik-musik yang luar biasa. Ditambah lagi memang saya pemain alat musik biola, yang bisa menjadi modal saya mengambil jurusan perkuliahan tersebut, ” ujar gadis yang tahun ini akan genap berusia 21 tahun.

Ketika ditanya mengenai kenapa dirinya mengambil Berklee College of Music, ia mengatakan bahwa jurusan kuliah yang dia ambil sesuai dengan yang ada dikampus tersebut. “Banyak teman-teman dari Indonesia yang mengambil jurusan musik di kampus saya ini. Dan juga saya mendapat panggilan ketika saya test audisi masuk dan terima until dapat belajar di kampus ini. Saya belajar mengembangkan keterampilan teknologi musik, mengenai software dalam dunia arrasemen musik, dan masih banyak lagi saya mendapat ilmu yang luar biasa untuk menunjang skill saya kedepannya, ” pungkas mahasiswi teladan yang meraih predikat Summa Cum Laude pada tahun 2021.

Prestasi akademik yang fantastis inilah yang menjadikan dirinya dilirik oleh pihak kampus dan akhirnya tahun 2020, Sharon dinobatkan sebagai Presiden Berklee Indonesian Community. “Suatu kebanggaan bagi saya dipercayakan sebagai President Berklee Indonesian Community. Disini saya memimpin dan mengkolaborasikan banyak individu-individu pemusik, komposer dan lain sebagainya. Pada tahun 2019 saya pertama kali memimpin konser di komunitas kampus. Saya menampilkan seni budaya Indonesia.”

“Salah satu prestasi bagi saya, disaat saya bisa membuat konser musik secara Virtual pada saat pandemi Covid 19 di tahun 2020. Disaat saya stuck harus stay at home, saya tetap berkarya. Hasilnya, saya dan rekan-rekan bisa membuat konser Virtual ditengah masa pandemi dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari berbagai pihak. Itulah hal yang bisa saya banggakan saat dipercayakan sebagai President Berklee Indonesian Community, ” ujarnya yang menyelesaikan sekolahnya lulus di bulan Agustus 2021 lalu.

“Sekarang saya sudah bekerja di perusahaan teknologi dan lisensi musik terkemuka, Songtradr, Inc., dengan jabatan koordinator opera musik. Memang sedikit melenceng pekerjaan dari bidang yang saya ambil pada saat kuliah dulu. Namun saya akan terus berkarya dalam mencapai cita-cita saya kedepannya sesuai passion saya di bidang musik yang saya ambil, ” ujarnya.

Diakhir sesi acara konferensi pers dengan beberapa media, Sharon mengatakan, “Tetap terus berkarya, mengeksplorasi diri kita dalam industri musik. Dan juga, terus menciptakan ide-ide baru, sehingga industri musik di tanah air Indonesia dan dunia akan melihat para anak-anak muda Indonesia yang memiliki skill dan keahlian yang sama dengan para pelaku musik lainnya di dunia ini, “harapnya.

Profile Singkat Sharon Stephania Siauw

Sharon Stephania Siauw adalah seorang komposer film Indonesia, pemain biola ulung, dan calon profesional industri musik. Lahir dan besar di Jakarta, Sharon lulus dari Berklee College of Music dengan predikat Summa Cum Laude pada tahun 2021, dengan jurusan Film Scoring dan minor di Conducting. Ia juga menjabat sebagai presiden Berklee Indonesian Community dari tahun 2020 hingga 2021. Saat ini ia tinggal di Los Angeles, California dan bekerja di perusahaan teknologi dan lisensi musik terkemuka, Songtradr, Inc., sebagai koordinator operasi musik.

Tahun-Tahun Awal

Tertarik pada musik sejak usia dini, dia memulai pelatihan biola klasiknya pada usia 6 tahun. Dia menemukan kecintaannya pada musik orkestra pada usia 11 tahun, ketika dia mulai bermain dengan orkestra sekolahnya. Hal ini membuka peluang untuknya terlinat dalam banyaknya konser komunitas dan studi musik klasik dari berbagai era. Dia tergabung bersama orkestra selama masa SD, SMP, dan SMA-nya.

Pada usia 15 tahun, Sharon bergabung dengan Trinity Youth Symphony Orchestra, sebuah orkestra komunitas yang berbasis di Jakarta. Di sini, kecintaannya pada musik orkestra semakin dalam saat ia memainkan beragam repertoar, dari musik pop hingga folk Indonesia hingga film.

Pengalamannya di sini mengembangkan pengetahuan dan perspektifnya tentang seperti apa musik orkestra itu. Dia memutuskan musik sebagai karier, dan mendaftar ke International College of Music (ICOM) di Kuala Lumpur, Malaysia untuk mendapatkan kesempatan mengikuti audisi di sekolah impiannya, Berklee College of Music, di Boston, AS.

Semasa di ICOM Sharon mendapatatkan dasar teori musik yang kuat yang akan membantunya melanjutkan studinya. Di ICOM, ia mendapatkan lebih banyak pengalaman bermain di band-band pop. Hal ini memperluas kosa kata musiknya, mengembangkan penampilannya dalam ansambel kontemporer, dan selanjutnya melengkapi pengalaman musik klasiknya yang ada.

Masa Kuliah-Masa Kini

Karena tidak memikirkan sekolah cadangan, dia mendaftar, diterima, dan akhirnya di-transfer ke Berklee pada usia 17 tahun. Dia mengambil jurusan Film Scoring dan minor di Conducting. Di sini dia memiliki kesempatan untuk membuat skor untuk berbagai macam film, dari animasi hingga aksi, memperdalam pengetahuannya tentang menulis skor berdasarkan gambar/video dan terus menemukan suara musiknya yang unik. Dia juga mengembangkan keterampilan teknologi musiknya, mempelajari cara menavigasi perangkat lunak dan alat standar industri, seperti Cubase, ProTools, Sibelius, dan Logic Pro.

Sharon juga dengan cepat menjadi anggota aktif Berklee Indonesia, mulai sebagai performer hingga Head of Marketing selama tahun pertamanya, dan akhirnya dipromosikan menjadi presiden pada tahun 2020. Selama menjadi panitia, Sharon memimpin dan menyelenggarakan berbagai acara musik yang menampilkan talenta mahasiswa Indonesia yang sedang dikembangkan di Berklee.

Pada tahun 2019, ia ikut memimpin Indonesian Cultural Night: LEGENDA, konser pertama komunitas di Berklee Performance Center yang sangat bergengsi dan edisi ke-3 dari rangkaian konser Indonesian Cultural Night yang diselenggarakan Berklee Indonesia. Ini adalah konser pertama di Berklee yang menampilkan seni teater Indonesia dalam bentuk musik, dan membantu meningkatkan pengetahuan serta kesadaran tentang budaya Indonesia di komunitas Berklee. Melalui pertunjukan itu, Komunitas Berklee Indonesia mendapat sambutan luas, menarik perhatian dari berbagai media serta penonton Indonesia.

Mengingat masa kepresidenannya bertepatan dengan pandemi global, Sharon ikut memimpin konser penggalangan dana virtual bekerja sama dengan PERMIAS Massachusetts, untuk berkontribusi pada upaya bantuan pandemi di Indonesia. Konser yang diadakan secara live- streaming ini membantu mengumpulkan lebih dari Rp100 juta untuk food drive pandemi FoodBank Indonesia, dan menarik lebih dari 12.000 penonton di berbagai platform media. Terdiri dari mahasiswa musik Berklee dari 9 kebangsaan yang berbeda, serta artis produktif Indonesia seperti Rama Widi, Tompi, dan Monita Tahalea, itu adalah konser Berklee Indonesia yang paling banyak ditonton hingga saat ini, dan memberikan hiburan di masa sulit seperti ini.

Sebagai pemain biola, Sharon juga menjadi anggota aktif dari Berklee Contemporary Symphony Orchestra dan orkestra Film Scoring Studio, mendapatkan lebih banyak lagi pengalaman memainkan musik dengan beragam gaya dan genre. Dia memiliki kesempatan berharga untuk tampil dan rekaman bersama artis seperti Arnie Roth di Boston Symphony Hall, Harry Gregson-Williams, dan MIT Gamelan Galak Tika. Ia juga mendapat lebih banyak kesempatan untuk tampil bersama Berklee Indonesian Ensemble untuk tamu terhormat di Konsulat Jenderal Indonesia di New York, Resepsi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan berbagai festival Indonesia yang dipimpin mahasiswa di New England. Ia juga pernah mewakili Indonesia bersama Trinity Youth Symphony Orchestra di World Orchestra Festival 2019 di Wina, Austria, dengan membawa pulang Gold Award untuk kategori Folk.

Selama semester terakhir kuliahnya, Sharon menerima tawaran magang yang akan membantu memperdalam pengetahuannya tentang industri musik saat ini. Salah satunya di Spirit Music Collective, dimana dia belajar dari supervisor musik yang melisensikan musik untuk film, TV, dan periklanan. Yang lainnya adalah MPATH Music, perpustakaan musik produksi baru yang membuat dan melisensikan trek mereka sendiri untuk media. Ini juga merupakan perpustakaan musik produksi pertama yang mencapai kesetaraan gender bagi para komposer dan karyawannya. Di sini dia belajar seluk beluk membuat album musik produksi, menjalankan kampanye media sosial, dan bekerja dengan metadata yang mempromosikan musik yang sedang diproduksi lebih baik.
Lulus pada Agustus 2021, Sharon pindah ke Los Angeles, California untuk magang di tim Operasi Musik di Songtradr, platform lisensi musik terkemuka di dunia. Ini adalah pertama kalinya dia bekerja di lingkungan startup yang berkembang, yang memungkinkan dia untuk meningkatkan hard skills-nya dalam teknologi, analisis data, dan penemuan musik – yang mana semua ini sangat relevan dalam industri musik saat ini. Hal ini memicu minat Sharon pada sisi bisnis industri ini, dan telah membawanya untuk mengejar lisensi musik sebagai jalur karier yang potensial. Dia saat ini bekerja di Songtradr sebagai koordinator operasi musik, dimana dia menangani proyek sehubungan dengan royalti, monetisasi, dan manajemen hak musik – semua bidang yang membantu seniman berkembang dalam ekosistem musik.

Aspirasi ke Depan

Seiring kemajuan Sharon dalam karirnya, ia berharap dapat terus mewakili Indonesia di industri musik AS (dan global). Meskipun dia mungkin bukan penampil di atas panggung, dia menemukan kenahagiaan dalam mendukung dan mengadvokasi artis dan meningkatkan industri musik saat ini. Dia bertujuan untuk menggunakan tahun-tahun awal karirnya untuk mengeksplorasi passion-nya dalam lisensi musik, music supervision, dan live entertainment, mendapatkan lebih banyak wawasan langsung dengan bekerja di area tersebut. Nantinya dia ingin selamanya berkarir, dapat bekerja di aspek kreatif dan juga bisnis, yang tujuan utamanya mendukung pendongeng musik dengan cara apapun yang dia bisa.

 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *